Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ormas Islam Bentuk Forum Seniman dan Budayawan

image-gnews
Dua orang perempuan melintas di samping Masjid Ahmadiyah Almisbah di Jalan Terusan Pangrango, Jatibening 2, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (14/2). TEMPO/Dian Triyuli Handoko
Dua orang perempuan melintas di samping Masjid Ahmadiyah Almisbah di Jalan Terusan Pangrango, Jatibening 2, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (14/2). TEMPO/Dian Triyuli Handoko
Iklan

TEMPO.CO, Bantul:  Sekitar 50-an orang mendeklarasikan pembentukan Forum Musyawarah Seniman dan Budayawan Muslim Yogyakarta, di Masjid Mataram, Kotagede pada Rabu, 11 Januari 2015. Mereka berasal dari beragam kalangan. Ada budayawan, politikus, tokoh agama,  dan seniman.

Menurut Koordinator Badan Pekerja organisasi baru tersebut, Kyai Abdul Muhaimin, deklarasi forum sengaja mengajak perwakil kelompok Islam dari beragam kalangan. Tujuannya, dia menambahkan, mengatasi ketegangan antara pandangan kebudayaan dan keagamaan. "Ahmadiyah juga kami undang, tapi berhalangan datang," kata dia seusai deklarasi itu.

Muhaimin menilai selama ini ketegangan antara perspektif kebudayaan dan teologis memicu pemiskinan budaya di beragam komunitas muslim. Nilai-nilai seni dan budaya kemudian kerap diabaikan dalam praktik keagamaan. "Salah satu pemicu radikalisme ialah permusuhan pada produk adat," kata dia.

Ide pembentukan forum ini, menurut dia, merupakan hasil diskusi ketika sejumlah budayawan dari beragam komunitas berkumpul di pendopo ndalem Sopingan, Kotagede, Yogyakarta pada tiga hari lalu. Salah satu keluhan di forum itu, Muhaimin menjelaskan, minimnya kreativitas kebudayaan di komunitas muslim. "Di tengah masyarakat Islam masih ada anggapan budaya itu polutan, misalnya menyebabkan musyrik atau bidah," kata dia.

Muhaimin mengklaim ide forum ini sudah lama muncul. Tapi, baru bisa terealisasi sekarang. "Kami ingin mencairkan ketegangan antar kelompok akibat perbedaan pendapat teologis dan hukum," kata dia.

Saat membahas pembentukan forum di ndalem Sopingen, menurut Muhaimin, keluhan mengenai penggunaan Dana Keistimewaan yang kebanyakan untuk pentas seni tradisional sempat muncul. Keluhan ini, menurut dia, menjadi penguat anggapan pembangunan kebudayaan di DIY masih belum menyentuh persoalan subtansial. "Penguatan nilai kebudayaan yang berbasis pada etika dan relijiusitas masih belum tergarap," kata dia.

Karena itu, Badan pekerja organisasi ini berencana menggarap empat bidang kebudayaan. Keempatnya yakni, kesenian, sastra, pemanfatan multimedia dan arsitektur. "Untuk periode awal, kami berencana keliling desa dan masjid untuk mewacanakan gagasan forum ini," kata Muhaimin.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Deklarasi itu dihadiri tokoh beragam kelompok, termasuk dari Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama. Di antaranya, Budayawan Kotagede, Charis Zubair, Ketua Forum Persaudaraan Umat Beriman, Abdul Muhaimin, Emha Ainun Nadjib, Pengasuh Pesantren Kali Opak, Jadul Maula dan Pengasuh Pesantren Amumarta Jejeran, Bantul, Djawis Masruri. Ada juga sastrawan Iman Budi Santoso dan Musthofa W. Hasyim.

Sejumlah politikus juga mendatangi deklarasi itu. Dua politkus PKS, yang menjadi Anggota DPPRD DIY, Arif Nur Hartanto dan Zuhrif Hudaya hadir di acara tersebut. Adapun Sekretaris Jendral DPW Partai Nasdem DIY, Suryo Putro Nugroho ikut memandu diskusi peserta forum.

Adapun Charis Zubair, menganggap forum ini akan menjernihkan relasi antara budaya dan agama. Tokoh Muhammadiyah ini menilai aktivitas keagamaan bisa berdampingan dengan tradisi dan kreativitas kebudayaan. Lewat forum ini, dia juga berharap, tradisi musyawarah membahas beragam persoalan kembali hidup di antara kelompok Islam yang beragam.

Anggota DPRD DIY, Arif Nur Hartanto mengaku hadir di forum deklarasi itu sebagai bentuk apresiasi ke komunitas budayawan di DIY. Dia memita forum itu rajin berkomunikasi dengan anggota dewan untuk membahas banyak persoalan kebudayaan. "Kami berharap forum ini tak alergi ke lembaga formal seperti DPRD," kata dia.

ADDI MAWAHIBUN IDHOM

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Indonesia dan Jerman Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Budaya

12 hari lalu

 Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri RI Siti Nugraha Mauludiah (kedua dari kiri) dan Duta Besar Republik Federal Jerman untuk Indonesia Ina Lepel (kedua dari kanan) menandatangani Pernyataan Kehendak Bersama tentang operasional Goethe-Institut di Indonesia di Goethe-Institut Jakarta, Kamis, 14 Maret 2024. Direktur Regional Goethe-Institut untuk Asia Tenggara, Australia, dan Selandia Baru Dr Stefan Dreyer (kanan) dan Direktur Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri RI Ani Nigeriawati (kiri) menyaksikan penandatanganan ini. Sumber: dokumen Kedutaan Besar Jerman di Jakarta
Indonesia dan Jerman Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Budaya

Indonesia dan Jerman menandatangani Pernyataan Kehendak Bersama untuk meningkatkan dan mempromosikan hubungan budaya kedua negara.


3 Tradisi Unik Jelang Ramadan di Semarang dan Yogyakarta

20 hari lalu

Sejumlah warga mengikuti tradisi keramas bersama di bantaran Sungai Cisadane, Kota Tangerang, Banten, Selasa, 21 Maret 2023. Tradisi keramas bersama tersebut sebagai simbol membersihkan diri menjelang Ramadan. ANTARA FOTO/Fauzan
3 Tradisi Unik Jelang Ramadan di Semarang dan Yogyakarta

Menjelang Ramadan, masyarakat di sejumlah daerah kerap melakukan berbagai tradisi unik.


Terkini: Anies dan Ganjar Kompak Sindir Politisasi Bansos di Depan Prabowo, Ide BUMN Jadi Koperasi Pengamat Sebut Pernyataannya Dipelintir

52 hari lalu

Terkini: Anies dan Ganjar Kompak Sindir Politisasi Bansos di Depan Prabowo, Ide BUMN Jadi Koperasi Pengamat Sebut Pernyataannya Dipelintir

Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan kompak menyindir politisasi bantuan sosial atau Bansos di depan Prabowo Subianto dalam debat Capres terakhir.


Prabowo Janjikan Dana Abadi Budaya, RI Sudah Punya Anggaran Rp 2 Triliun di APBN

52 hari lalu

Prabowo Janjikan Dana Abadi Budaya, RI Sudah Punya Anggaran Rp 2 Triliun di APBN

Segini besar anggaran dana abadi budaya yang sudah dikantongi Kementerian Keuangan sebelumnya.


Debat Capres Usung Tema Kebudayaan, Apa Harapan Budayawan, Pekerja Seni, dan Sastrawan?

55 hari lalu

Capres nomor urut 1 Anies Baswedan, Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto saat mengikuti debat ketiga Calon Presiden 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu, 7 January 2024. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Debat Capres Usung Tema Kebudayaan, Apa Harapan Budayawan, Pekerja Seni, dan Sastrawan?

Debat capres terakhir, 4 Februari 2024 salah satunya mengusung tema kebudayaan. Begini harapan budayawan, pekerja seni, dan sastrawan?


Anies Baswedan Janjikan Yogyakarta sebagai Kancah Baur Budaya dalam Desak Anies, Ini Artinya

24 Januari 2024

Gubernur DIY Sri Sultan HB X menemui capres 01 Anies Baswedan di Yogyakarta Rabu (24/1). Tempo/Pribadi Wicaksono
Anies Baswedan Janjikan Yogyakarta sebagai Kancah Baur Budaya dalam Desak Anies, Ini Artinya

Anies Baswedan janji kepada warga Desak Anies di Rocket Convention Hall, Sleman, Yogyakarta. Anies menjanjikan Yogyakarta menjadi Kancah Baur Budaya.


Mengenal Apa Itu Globalisasi, Penyebab, hingga Dampaknya

23 Januari 2024

Globalisasi adalah proses integrasi dan interaksi antar negara. Ketahui pengertian globalisasi, penyebab, hingga dampaknya di artikel ini. Foto: Canva
Mengenal Apa Itu Globalisasi, Penyebab, hingga Dampaknya

Globalisasi adalah proses integrasi dan interaksi antar negara. Ketahui pengertian globalisasi, penyebab, hingga dampaknya di artikel ini.


Indonesia Terpilih Jadi Ketua Pokja Budaya dan Pariwisata ASEAN Korea Centre

18 Januari 2024

Indonesia terpilih memimpin Kelompok Kerja Pariwisata dan Budaya ASEAN Korea Centre periode 2024. Sumber: dokumen KBRI Seoul
Indonesia Terpilih Jadi Ketua Pokja Budaya dan Pariwisata ASEAN Korea Centre

Indonesia terpilih untuk menjadi Ketua Pokja Budaya dan Pariwisata ASEAN Korea Centre dari 11 perwakilan negara anggota ASEAN di Seoul


Ganjar Pranowo Sebut Potensi Viralisme di Ekspor Budaya Populer, Apa Maksudnya?

7 Januari 2024

Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo memberikan keterangan saat mengikuti debat ketiga Calon Presiden 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu, 7 January 2024. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Ganjar Pranowo Sebut Potensi Viralisme di Ekspor Budaya Populer, Apa Maksudnya?

Ganjar Pranowo mengatakan budaya populer nusantara dapat dipromosikan lebih luas melalui teknologi digital, yaitu viralisme.


Sandiaga Dorong Budaya Indonesia Go International: Lagu Dangdut Banyak Disetel di Korea Selatan

30 November 2023

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno memberikan keterangan pers usai acara peringatan Hari Ekonomi Kreatif Nasional di Balairung Soesilo Soedarman, Kemenparekraf, Jakarta pada Selasa, 24 Oktober 2023. TEMPO/Ami Heppy
Sandiaga Dorong Budaya Indonesia Go International: Lagu Dangdut Banyak Disetel di Korea Selatan

Menparekraf Sandiaga Uno mengklaim bahwa masyarakat Korea Selatan juga mulai menggemari budaya Indonesia atau I-Pop.