TEMPO.CO, Kendari - Ferdian, 17 tahun, terbaring lemah di ruang perawatan Asoka, Rumah Sakit Umum Daerah Bahteramas, Sulawesi Tenggara. Sudah tiga hari ini dia menjalani perawatan intensif setelah mencoba bunuh diri dengan menenggak racun serangga pada Senin, 9 Februari 2015.
Siswa Kelas II Madrasah Aliyah Swasta Mataiwoi, Angata, Konawe Selatan, itu nekat ingin mengakhiri hidupnya dengan meminum cairan pembasmi serangga yang ia temukan di toilet sekolah. Pemicunya, dia malu menemui teman-temannya lantaran belum membayar iuran kebersihan sekolah Rp 10 ribu.
Menurut ibunya, Nurnina, 47 tahun, karena sekolah Ferdian mengikuti lomba kebersihan, siswa diminta membayar iuran Rp 10 ribu. "Saya bilang belum ada uang, besok saja. Memang dia tertekan, sering dimarahi gurunya juga," kata Nurnina yang ditemui di RSUD Bahteramas, Kamis, 12 Februari 2015.
Ferdian, Nurnia meneruskan, bercerita kerap ditegur guru di sekolahnya. Seorang gurunya kerap melontarkan ancaman bakal mengeluarkannya dari sekolah. "Beberapa kali dia tidak datang sekolah. Gurunya bilang, 'Ferdi, nda usahmi ko sekolah'. Nah, itu yang mungkin bikin dia frustrasi," kata Nurnina.
Nurnina tak menyangka anaknya akan bertindak nekat karena menilainya sebagai anak yang berbakti. Selain bersekolah, Ferdian bekerja di kebun untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga.
Kepala Bidang Madrasah Kementerian Agama Wilayah Sulawesi Tenggara Samsuri mengatakan belum mengetahui kasus Ferdian. "Saya baru tahu ini dari media," ujarnya. Dia menyesalkan kejadian tersebut dan menyatakan akan memastikan kebenaran cerita ibu Ferdian. "Kalau terbukti gurunya bersalah, kami akan melakukan pembinaan," ujar Samsuri.
ROSNIAWATY FIKRI