TEMPO.CO , Jakarta: Sekretaris Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Bambang Wuryanto enggan menanggapi ihwal kemungkinan pergantian calon Kepala Kepolisian Indonesia Komisaris Jenderal Budi Gunawan dengan calon lain. Budi Gunawan kini sedang menjalani sidang praperadilan atas statusnya sebagai tersangka. Presiden Joko Widodo mengatakan bakal mengambil keputusan pada pekan ini.
Ditanya ihwal nama calon Kapolri yang dipersiapkan Komisaris Kepolisian Nasional, Bambang malah memohon maaf. "Dalam hal ini kami menilai Tempo kurang bersahabat," kata Bambang melalui pesan singkatnya, Rabu 11 Februari 2015.
Komisi Pemberantasan Korupsi telah menetapkan Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai tersangka kepemilikan rekening gendut pada Selasa, 13 Januari 2015. Budi Gunawan adalah calon tunggal yang terpilih menjadi Kepala Polri.
Gara-gara status tersangka Budi Gunawan itu, Presiden Jokowi menunda pelantikan Budi hingga proses hukumnya selesai. Jokowi mengangkat Wakil Kepala Polri, Komisaris Jenderal Badrodin Haiti, sebagai pelaksana tugas Kepala Polri.
Sementara itu, Komisi Kepolisian Nasional saat ini tengah menyiapkan nama-nama calon Kapolri lainnya. Menurut Komisioner Kompolnas M. Nasser, lembaganya membawa enam nama calon Kepala Polri untuk menemui Presiden Jokowi.
"Ini sebenarnya kami menunggu Pak Jokowi minta nama ke kami. Kalau kami sih sudah bawa nama-nama itu," kata Nasser di Kompleks Istana Kepresidenan, Selasa, 10 Februari 2015 lalu.
Sekretaris Kompolnas Syafriadi Cut Ali mengatakan ada enam nama calon Kapolri yang akan diserahkan ke Jokowi. Dua nama di antaranya merupakan calon Kapolri yang namanya muncul belakangan, yaitu mantan Kabareskrim Komisaris Jenderal Suhardi Alius dan Kepala Badan Narkotika Nasional Komisaris Jenderal Anang Iskandar. "Kedua nama itu kami anggap layak untuk masuk," ujarnya.
Keempat calon Kapolri lainnya adalah Kepala Bareskrim Komjen Budi Waseso, Inspektur Pengawasan Umum Komjen Dwi Prayitno, Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan Komjen Putut Bayu Seno, dan Wakil Kapolri Komjen Badrodin Haiti. Keempat nama ini merupakan hasil rapat Kompolnas, Kamis pekan lalu.
MUHAMMAD MUHYIDDIN | TIKA PRIMANDARI