TEMPO.CO, Jakarta - Terminal Grogol, Jakarta Barat, hingga hari ini, 12 Februari 2015, masih digenangi air. Genangan itu setinggi 30 sentimeter dan melingkupi seluruh area terminal yang berada persis di depan Kampus A Universitas Trisakti itu.
"Ini sudah mendingan, tadinya semeter," kata Susilowati Dwi, 36 tahun, penjaga loket Kramat Djati, Kamis, 12 Februari 2015. Kios-kios yang berada di dalam Terminal Grogol, berdiri sekitar 20 sentimeter di atas trotoar. Sementara itu, jarak trotoar dari jalan setinggi 40 sentimeter.
Akibat adanya genangan itu, aktivitas di terminal itu lumpuh. Tak ada bus atau mobil travel yang berani masuk.
Susilowati hari ini sibuk membersihkan kios sambil melayani calon penumpang. Selama banjir, dia masih tetap dapat memberikan pelayanan melalui ponsel. "Penumpang memang berkurang, tapi masih tetap ada," ujarnya.
Menurut Susilowati, banjir tahun ini hampir sama seperti tahun lalu. Hanya saja, banjir ini terasa lebih cepat datang karena hujan turun selama tiga hari berturut-turut. "Dan lebih lama surut dibanding tahun lalu," tuturnya. (Baca: Apa Beda Banjir Jakarta 2007, 2013, 2014, dan 2015)
Kepala Terminal Grogol Dominggus Akyuwen memberikan penjelasan yang sama. "Ini banjir paling parah selama tiga tahun terakhir. Dulu hujan sehari, banjir, langsung surut," katanya. Menurut Dominggus, saat banjir besar tahun kemarin, air di dalam kantor setinggi mata kaki, tapi langsung surut saat hujan berhenti. "Ini kantor tidak kebanjiran, tapi air di Terminal Grogol tiga jam langsung surut," katanya. (baca juga: Setelah 3 Hari, Banjir di Green Garden Surut)
DINI PRAMITA
Berita lain:
Anak BG Pinjam Rp 57 M, Nyicil Rp 28 M, Sisanya...
Kali Ini Kubu Prabowo-Jokowi Kompak Preteli KPK
Ini Teror yang Diterima Penyidik dan Pegawai KPK