TEMPO.CO, Jakarta - Kegagalan negosiasi Yunani membuat mata uang euro dan mata uang Asia cenderung melemah terhadap dolar, termasuk rupiah.
Hingga pukul 13.00 WIB hari ini, 12 Februari 2015, rupiah anjlok 130 poin (1,02 persen) ke posisi 12.852 per dolar Amerika Serikat (AS). Ini merupakan rekor terendah rupiah sejak Januari hingga sekarang.
Ekonom PT Samuel Aset Manajemen, Lana Soelistianingsih, mengatakan pengambil kebijakan di Uni Eropa gagal mencapai kesepakatan untuk melanjutkan dana talangan ke Yunani karena negara tersebut tetap menolak persyaratan yang diajukan Uni Eropa. "Situasi ini membuat mata uang euro melemah tajam terhadap dolar kemarin."
Yunani menyampaikan empat proposal dalam pertemuan Eurogroup kemarin, di antaranya rencana menerbitkan utang tambahan senilai 8 miliar euro. Yunani juga meminta pencairan dana sebesar 1,9 miliar euro dari keuntungan Bank Sentral Eropa (ECB) memegang surat utang pemerintah Yunani.
Menurut Lana, koreksi mata uang Eropa menjadi pemicu pelemahan mata uang pasar berkembang pagi ini. Apalagi, saat yang sama, harga minyak mentah WTI kembali turun di bawah US$ 50 per barel. "Rupiah kemungkinan masih akan melemah, kecuali ada penjagaan dari BI."
Euro melemah 0,23 persen ke kisaran US$ 1,1310 atau level terendah dalam dua pekan terakhir. Sementara itu, pound sterling turut melemah menjadi US$ 1,5221.
Dari regional, rupee India melemah 0,22 persen, baht melemah 0,22 persen, won melemah 1,20 persen, peso Filipina merosot 0,21 persen, dan dolar Singapura merosot 0,15 persen.
PDAT | M. AZHAR