TEMPO.CO, Pekanbaru - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Pekanbaru menyatakan satelit Terra dan Aqua mendeteksi 65 titik panas yang mengindikasikan kebakaran hutan dan lahan di sejumlah wilayah Riau. Jumlah titik panas cenderung meningkat dari hari sebelumnya sebanyak 33 titik panas.
“Titik panas tersebut merupakan pantauan satelit pukul 05.00 tadi,” kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Pekanbaru Slamet Riyadi, Jumat, 13 Februari 2015.
Menurut Slamet, titik panas tersebar di beberapa wilayah Riau, yakni Bengkalis 43 titik panas, Indragiri Hilir sembilan titik, Siak enam titik, Pelalawan empat titik, Meranti dua titik, dan Rokan Hilir satu titik.
Meningkatnya titik panas perlahan menimbulkan kabut asap tipis di Pekanbaru. Asap belum mengganggu aktivitas warga, meski jarak pandang menurun mencapai 7 kilometer. Papan indeks standar pencemaran udara di Jalan Tuanku Tambusai menunjukkan angka 67 atau dalam kualitas sedang.
Slamet mengatakan pergerakan angin dari utara menuju selatan sampai tenggara membawa asap sisa kebakaran lahan di Bengkalis. Akibatnya, asap tersebut mengganggu Pekanbaru.
Slamet menjelaskan potensi hujan dalam intensitas ringan hingga sedang hanya terjadi di Riau bagian tengah dan selatan. Sedangkan di wilayah Riau bagian utara, yakni Dumai, Rokan Hilir, dan Bengkalis, masih mengalami kekeringan yang berpotensi memicu kebakaran hutan dan lahan.
Pemerintah Kabupaten Bengkalis menetapkan status darurat kebakaran hutan dan lahan menyusul kebakaran lahan yang terus meluas di beberapa kecamatan. Hingga kini, luas lahan terbakar di Bengkalis mencapai 100 hektare. “Titik api semakin meluas, status kebakaran lahan ditingkatkan siaga darurat,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Bengkalis Muhamad Djalal.
Melihat kondisi itu, pemerintah Riau kembali mengaktifkan Posko Penanggulangan Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan di Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin, Jumat, 13 Februari 2015. Kepala Badan Lingkungan Hidup Riau Yulwiriawati Moesa menuturkan telah mengerahkan seluruh gabungan regu pemadam ke sejumlah wilayah yang terpantau titik api, yang terdiri atas Manggala Agni, Masyarakat Peduli Api, serta personel kepolisian dan tentara. “Segenap daya dan upaya telah kami lakukan,” katanya.
Yulwiriawati mengungkapkan penanganan kebakaran hutan dan lahan telah maksimal dilakukan. Pemerintah Riau sudah membentuk regu pemadam di setiap daerah sampai tingkat desa. Namun dia menilai kebakaran lahan lebih dipicu karena cuaca panas melanda Riau yang membuat gambut mengering dan mudah terbakar. “Riau saat ini memasuki musim kemarau, terlebih wilayah Bengkalis memiliki lahan gambut dalam. Jika terbakar, sulit dipadamkan,” katanya.
RIYAN NOFITRA