TEMPO.CO, Surabaya- Ketua tim Disaster Victim Identification Kepolisian Daerah Jawa Timur Komisaris Besar Budiyono mengatakan, pada hari ke-48 proses identifikasi, pihaknya berhasil mengenali delapan jenazah dan dua potongan tubuh korban kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501. "Alhamdulillah hari ini cukup signifikan, delapan body dan dua body part berhasil teridentifikasi," kata Budiyono di posko Crisis Center Polda Jawa Timur, Jumat, 13 Februari 2015.
Jasad pertama yang teridentifikasi atas nama Michelle Clemency Ardhi, 13 tahun. Jenzah gadis asal Surabaya berlabel B063 itu teridentifikasi berdasarkan metode primer yakni pencocokan DNA dia dengan DNA tali pusarnya yang masih ada di rumah sakit. Didukung pula dengan metode sekunder berupa temuan medis dan antropologi yang terdapat kesamaan antara jenis kelamin, usia dan tinggi badan.
Jasad kedua atas nama Rony Handoyo, 28 tahun, warga Malang. Jenazah berlabel B076 itu teridentifikasi melalui metode primer DNA yang dicocokan dengan sampel DNA dari barang pribadi korban, yaitu kaos warna biru yang masih belum dicuci. Didukung pula dengan metode sekunder berupa temuan medis dan antropologi yang terdapat kesamaan antara jenis kelamin, usia dan tinggi badan.
Dua potongan tubuh yang ditemukan nelayan Majene berlabel B91 dan B92, setelah diperiksa oleh tim DVI, ujar Budiyono, ternyata milik Rony Handoyo. "Label B91 dan B92 itu kaki kanan dan kaki kiri Rony Handoyo," kata Budiyono.
Jasad ketiga atas nama Reggy Ardhi, 42 tahun, warga Surabaya. Jenazah berlabel B078 itu teridentifikasi melalui metode primer DNA yang dicocokan dengan DNA pembanding ibu kandung korban, diperkuat pula dengan pemeriksaan gigi yang terdapat kesesuaian antara dental record semasa hidupnya dengan hasil roengent. Didukung pula dengan metode Sekunder berupa temuan medis dan antropologi yang terdapat kesamaan antara jenis kelamin, usia dan tinggi badan.
Jasad keempat atas nama Juliana Ho, 38 tahun, asal Surabaya. Jasad berlabel B080 itu berhasil teridentifikasi melalui metode primer DNA yang dicocokan dengan DNA ibu dan ayah kandungnya. Selain itu terdapat kesamaan antara dental record semasa hidup korban dengan roengent gigi. Data-data itu didukung temuan medis dan antropologi yang terdapat kesamaan antara jenis kelamin, usia dan tinggi badan serta bekas operasi sesar memperkuat data DVI.
Jasad kelima atas nama Kenneth Matthew Gunawan, 10 tahun, asal Surabaya. Jasad berlabel B081 itu berhasil teridentifikasi melalui metode primer DNA yang dicocokan dengan DNA pembanding David Gunawan, ayah kandung korban, yang juga tewas dalam kecelakaan penerbangan tragis di pengujung tahun itu.
Jasad keenam atas nama Kayla Audrey Gunawan, 7 tahun, warga Surabaya. Jasad dengan label B082 teridentifikasi melalui metode primer DNA yang dicocokan dengan DNA pembanding ayah kandung korban dan barang pribadi berupa sikat gigi. Diperkuat temuan medis dan antropologi berupa kesamaan jenis kelamin, usia dan tinggi badan.
Jasad ketujuh atas nama Fransisca Lanny Winata Liem, 47 tahun, warga Surabaya. Jenazah berlabel B083 itu teridentifikasi melalui metode primer DNA yang dicocokan dengan DNA pembanding anak kandung korban atas nama Inggrid Jessica Winata yang teridentifikasi lebih dulu.
Adapun jasad kedelapan atas nama Vincencia Sri Andrijany, 44 tahun, warga Probolinggo. Jenazah perempuan label B084 itu teridentifikasi melalui metode primer DNA yang dicocokan dengan DNA pembanding ibu kandung korban, serta terdapat kesamaan antara dental record dengan roengent gigi jenazah.
Budiono menambahkan, 88 dari 101 jenazah yang dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jawa Timur sudah berhasil teridentifikasi. "Sebanyak 13 jenazah sisanya masih dalam tahap pendalaman," ujar dia.
MOHAMMAD SYARRAFAH