TEMPO.CO, Bogor - Presiden Joko Widodo meminta kepada seluruh kepala daerah tak hanya meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Dia meminta mereka juga mendorong pemerataan ekonomi di seluruh wilayah Indonesia.
"Ingat, kita sering bicara pertumbuhan dan melupakan satu yang lebih penting, yaitu pemerataan," kata Jokowi, dalam pidatonya di depan seluruh kepala daerah dari Jawa dan Maluku, di Istana Bogor, Jumat, 13 Februari 2015.
Rapat koordinasi Jokowi dengan kepala daerah kali ini merupakan gelombang keempat dari lima gelombang yang direncanakan. Akhir Januari lalu, Jokowi mengundang sekitar 110 bupati yang berasal dari Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Papua, dan Papua Barat hadir di Istana Bogor. Kepada mereka, Jokowi menyampaikan mengenai program pembangunan di berbagai daerah.
Menurut Jokowi, jika pertumbuhan tanpa pemerataan, yang terjadi adalah ketimpangan sosial. "Pertumbuhan ekonomi setinggi apa pun yang menikmati hanya lima orang atau hanya kelompok yang di atas," ujarnya. "Yang di bawah tidak dapat apa-apa, percuma kita bicara."
Dia mencontohkan beberapa negara seperti Malaysia dan Cina, yang pada tahun lalu tingkat pertumbuhan ekonominya 5,8 persen. Namun, kata Jokowi, tahun ini kedua negara itu hanya menargetkan 5,1 persen. Kebijakan itu, lantaran Malayasia dan Cina lebih fokus kepada pemerataan ekonominya.
"Kemarin pertumbuhan kita hanya 5,1 persen, kalau kita ingin mengurangi pengangguran, kemiskinan, tidak ada jalan lain pertumbuhan ekonomi harus terus didorong," ujarnya.
Jokowi menyatakan kegiatan rapat koordinasi ini ditujukan untuk memberikan garis komando antara pemerintah pusat dan daerah secara jelas. Dia juga menyampaikan isu-isu terkait dengan mancanegara, seperti krisis yang melanda Yunani.
Tujuannya, kata Jokowi, agar para kepala daerah belajar mengelola sistem keuangan. Karena, menurut dia, perubahan suatu negara mempengaruhi negara lain, khususnya Indonesia.
REZA ADITYA