Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Petani Ini Beruntung Bisa Menangkarkan Merak Hijau

Editor

Nur Haryanto

image-gnews
Burung Merak di Taman Nasional Baluran, Banyuwangi. TEMPO/ Arie Basuki
Burung Merak di Taman Nasional Baluran, Banyuwangi. TEMPO/ Arie Basuki
Iklan

TEMPO.CO , Madiun - Surat Wiyoto, 58 tahun, merupakan salah satu penangkar merak hijau (Pavo muticus), satwa yang nyaris punah. Jumlah burung berbulu cantik yang kini berada di kandang milik warga Desa Suko, Desa Tawangrejo, Kecamatan Gemarang, Kabupaten, Madiun, Jawa Timur ini sebanyak 18 ekor. Mayoritas di antaranya berpasangan antara seekor jantan dan seekor betina. "Ada yang dalam satu kandang berisi tiga ekor dan satu ekor," kata Surat, Sabtu, 14 Februari 2015.


Tiga merak berada di salah satu kandang yang disekat anyaman bambu dengan luas 3 x 3 meter. Di dalam bangunan kandang 6 x 10 yang berada di belakang rumah Surat itu juga terdapat empat pasang merak yang lain. Sedangkan tujuh merak yang lain berada dalam kandang di teras dan bagian samping rumah Surat. "Untuk kandang sebenarnya kurang luas," ucap suami Tandur, 53 tahun.


Upaya itu dilakukan dengan rutin memberi makan. Dalam sehari pelet, bekatul, rayap, beras merah dan jagung diberikan ke merak sebanyak dua kali secara bergantian. Selain itu, vitamin juga menjadi asupan merak. Apabila ada merak yang terindikasi sakit seperti mengeluarkan lendir dari paruhnya, Surat buru-buru memberikan obat. "Saya membeli obat merak di toko yang menyediakan pakan burung di Caruban," ujarnya kepada Tempo.


Untuk memenuhi kebutuhan pakan merak, Surat mengeluarkan uang antara Rp 800 ribu - Rp 900 ribu per bulan. Duit itu merupakan sebagian hasil bekerja sebagai buruh tani dan beternak ayam. Apabila kepepet, Surat merelakan kambingnya dijual untuk membeli pakan burung merak.


Aktivitas penangkaran merak yang dilakukan Surat sudah berlangsung sejak 1998. Saat itu, Surat tengah mencari rumput di dalam hutan wilayah Resor Pemangkuan Hutan Sampung, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Caruban, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Saradan untuk pakan ternak kambingnya. Ketika berjalan, ada seekor merak di depannya terbang. Surat pun kaget dan spontan melihat ke tanah, tempat merak pertama kali mengepakkan sayap. Di titik itu ditemukan empat butir telur dengan diameter sekitar lima sentimeter. Pria yang kini memiliki dua cucu itu mengambil dan membawa pulang telur tersebut.


Sesampai di rumah, telur merak itu dimasukkan ke kandang ayam agar ikut dierami. Sekitar tujuh hari berselang, telur merak menetas. Dua di antaranya berjenis kelamin jantan dan dua betina. Dua bulan kemudian anakan merak dipisahkan dari indukan ayam. Beberapa waktu kemudian dua pasang merak ini kawin dan menghasilkan masing-masing pasang menghasilkan empat telur.


"Telur merak kembali dierami ayam. Karena indukannya (merak) tidak mau mengerami," ujar Surat sembari menyatakan bahwa upaya agar indukan merak mengerami sudah diupayakan hingga tiga kali. "Saya buatkan tempat untuk mengerami dengan dilengkapi daun-daunan tapi tetap tidak mau," kata dia.


Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Seiring berjalannya waktu, merak milik Surat rutin bertelur di antara bulan Agustus, September, dan Oktober setiap tahunnya. Telur itu merupakan hasil perkawinan indukan merak yang masih sekerabat (inbreeding). Menurut Surat, dari sekitar 150 telur tak lebih dari 70 telur yang berhasil menetas dan tumbuh menjadi merak dewasa. "Banyak juga yang mati," ujarnya.


Joko Dwiyono, salah satu petugas Bidang Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah I Madiun, mengatakan bahwa burung hasil inbreeding rentan penyakit dan gampang mati. "Sesuai literatur yang kami baca memang seperti itu. Agar penangkaran merak yang dilakukan pak Surat bisa lebih berhasil, maka perlu pertukaran indukan dengan penangkar lain," ujarnya.


Joko mengatakan, upaya pertukaran indukan merak milik Surat dengan penangkar lain baru diwacanakan pihaknya. Hingga kini, petugas Bidang Konservasi Daya Alam intens memantau merak yang dibudidayakan Surat. "Setiap ada telur yang menetas dan merak yang mati selalu kami data," ucap dia ditemui di kantornya, Jumat, 13 Februari 2015.


Selain pendataan, petugas Bidang Konservasi Daya Alam juga memasang chip di tubuh merak. Upaya ini dilakukan untuk memberi identitas pada merak karena termasuk salah satu satwa yang dilindungi. Keterlibatan petugas itu berlangsung setelah Surat memegang izin usaha penangkaran yang diterbitkan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Kementerian Kehutanan pada tahun 2010.


Pendiri dan penasihat Forum Satwaliar Indonesia (Foksi), Tony Sumampau mengatakan burung merak hijau hanya ada di Jawa Timur dan keberadaannya di alam kian terancam. Habitat merak hijau tersebar dari bagian barat hingga ke timur Jawa Timur, yakni di Taman Nasional Baluran, Kabupaten Situbondo; Taman Nasional Alas Purwo di Kabupaten Banyuwangi; serta Taman Nasional Meru Betiri yang membentang di wilayah Kabupaten Jember dan Kabupaten Banyuangi.

NOFIKA DIAN NUGROHO 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Lumba-lumba Air Tawar Sangat Langka Mati di Tempat Baru di Sungai Amazon

30 Oktober 2023

Petugas mengukur panjang sirip  lumba-lumba pink saat melakukan sensus, di kawasan reservasi Mamiraua, Amazon, Brazil, 20 Januari 2020. Nelayan setempat masih melakukan praktek perburuan ilegal terhadap lumba-lumba air tawar atau lumba-lumba pink untuk dijadikan umpan saat memancing ikan berjenis piracatinga. REUTERS/Bruno Kelly
Lumba-lumba Air Tawar Sangat Langka Mati di Tempat Baru di Sungai Amazon

Lumba-lumba air tawar yang sangat langka mati di tempat baru di sepanjang Sungai Amazon.


Polisi Buru Komunitas Pecinta Satwa Dalam Kasus Penjualan Hewan Langka di Bekasi

28 Januari 2021

Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus saat merilis penangkapan pedagang hewan langka/ Tempo/Julnis
Polisi Buru Komunitas Pecinta Satwa Dalam Kasus Penjualan Hewan Langka di Bekasi

Tersangka kasus penjualan hewan langka YI mengaku mendapatkan orangutan dari temannya di komunitas pecinta satwa di media sosial.


Hewan Langka: Mirip Ikan, Ular Laut Ini Bernapas dari Dahi

26 September 2019

Kepala Hydrophis cyanocinctus, ular luat yang bernapas dari dahinya. (Theconversation/Alessandro Palci)
Hewan Langka: Mirip Ikan, Ular Laut Ini Bernapas dari Dahi

Keberadaan binatang langka atau unik, Hydrophis cyanocinctus, ular laut yang bernapas dari dahinya bernama, dipublikasikan oleh The Conversation.


Kebun Binatang Gembira Loka Terima Bulus Jumbo Langka

7 Februari 2019

Bulus yang diserahkan pada pengelola Kebun Binatang Gembira Loka, Yogyakarta. Dok. Kebun Binatang Gembira Loka Yogyakarta
Kebun Binatang Gembira Loka Terima Bulus Jumbo Langka

Seekor bulus sepanjang 1 meter dititipkan dan dirawat di Kebun Binatang Gembira Loka, Yogyakarta.


Anjingnya Mati, Wanita Ini Gugat Dokter Hewan Rp 1,3 Miliar

19 September 2018

Anjing dengan ras Siberian Husky tidur berbaris dengan enam anaknya. (dailymail)
Anjingnya Mati, Wanita Ini Gugat Dokter Hewan Rp 1,3 Miliar

Seorang wanita, Nadhila Utama, mengajukan gugatan perdata Rp 1,3 miliar terhadap dokter hewan ke Pengadilan Tangerang karena anak anjingnya mati.


Kisah Harimau Sumatera yang Mati Dibunuh Warga Mandailing Natal

6 Maret 2018

Bangkai Harimau Sumatera yang Dibunuh Warga Mandailing Natal,Ahad 4 Maret 2018. Dok.Polda Sumut.
Kisah Harimau Sumatera yang Mati Dibunuh Warga Mandailing Natal

Harimau Sumatera yang mati ditombak warga di Mandailling Natal ternyata sudah tak utuh lagi. Beberapa bagian tubuh Harimau Sumatera itu hilang.


Diburu di Tasikmalaya, Aktivis Bebaskan Kukang Jawa Hasil Rehab

28 Januari 2018

Masuk Pemukiman Warga, Petugas Lepasliarkan Kukang Jawa. TEMPO/Darma Wijaya
Diburu di Tasikmalaya, Aktivis Bebaskan Kukang Jawa Hasil Rehab

Pada peringatan Hari Primata Indonesia, IAR akan melepasliarkan 15 ekor kukang jawa di Gunung Sawal, pada Selasa 30 Januari 2018.


Nelayan Temukan Lumba-lumba Langka Berkepala Dua

7 Juli 2017

Binatang sejenis lumba-lumba berkepala dua yang tertangkap nelayan di Laut Utara, pada Mei 2017. (bbc.co.uk)
Nelayan Temukan Lumba-lumba Langka Berkepala Dua

Sekelompok nelayan menemukan bayi porpoise (mamalia mirip lumba-lumba) berkepala dua.


Bayi Lutung Perak Ini Bakal Jadi Pusat Perhatian Baru di Ragunan

26 Juni 2017

Tiga Lutung Jawa Asal Inggris Tiba di Javan Langur Center Batu. TEMPO/Dicky Nawazaki
Bayi Lutung Perak Ini Bakal Jadi Pusat Perhatian Baru di Ragunan

Bayi lutung perak berusia 1 bulan ini masih disusui induknya dan bakal berubah warna dalam setahun.


30 Kukang Hasil Sitaan Dibebaskan di Gunung Ciremai

11 Mei 2017

Beberapa ekor Kukang yang disita dari pelaku penjual hewan dilindungi, 5 Oktober 2016. TEMPO/Inge Klara
30 Kukang Hasil Sitaan Dibebaskan di Gunung Ciremai

Sebanyak 30 kukang hasil sitaan dari pedagang online akhirnya dikembalikan ke alam liar BBKSDA wilayah Jawa Barat di Taman Nasional Gunung Ciremai.