TEMPO.CO, Kediri-Pemerintah Kabupaten Kediri mengeluarkan peringatan agar masyarakat di lereng Gunung Wilis bersiaga menghadapi bencana. Peringatan ini dikeluarkan menyusul bencana banjir bandang dan tanah longsor yang menerjang sembilan desa lereng gunung tersebut sejak Sabtu malam pekan lalu. Juru bicara Pemerintah Kabupaten Kediri Haris Setiawan mengatakan, sejak terjadinya bencana tersebut desa-desa di Kecamatan Mojo dan Semen dalam pengawasan petugas.
Menurut catatan Badan Kesejahteraan Kebangsaan dan Perlindungan Masyarakat Kediri, jumlah rumah yang rusak akibat banjir dan tanah longsor sebanyak 11. Satu rumah rata dengan tanah, satu rusak parah, sembilan rusak sedang dan ringan. "Lokasi terparah di Desa Blimbing, Kecamatan Mojo," kata Haris, Senin, 16 Januari 2015.
Hingga hari ini tim Dinas Pekerjaan Umum masih melakukan pembersihan material longsoran tanah yang sempat memutus jalan antardesa. Menggunakan peralatan berat, petugas berusaha mengevakuasi timbunan tanah bercampur lumpur.
Di Kecamatan Mojo, kerusakan terjadi di Desa Blimbing, Petungroto, Maesan, Kraton, Tambibendo, Keniten, Surat, dan Jugo. Di Petungroto, longsoran tanah menimpa tiga rumah dan memutus jalan yang menghubungkan Dusun Jabon menuju Dusun Kepet.
Sementara itu banjir bandang yang terjadi di Kecamatan Semen menyebabkan tanggul sungai di Desa Bulu amblas. Plengsengan yang berjarak 10 meter dari jembatan ini ambrol dan mengancam keselamatan rumah-rumah di bantaran sungai. Sebab lokasi ambrolnya plengsengan ini hanya dua meter dari pondasi rumah. "Pemilik rumah kami minta pindah dulu ke tempat aman," kata Haris.
Dia menambahkan akibat musibah tersebut sejumlah keluarga yang kehilangan rumah terpaksa mengungsi ke kerabatnya dan menumpang di tetangga. Kendati dihantui bencana susulan, untuk sementara pemerintah daerah setempat belum menganggap perlu merelokasi warga.
Warga di Desa Tambibendo berharap pemerintah daerah segera memperbaiki plengsengan sungai di jembatan penghubung Kediri - Tulungagung yang tergerus banjir. Warga khawatir bila sewaktu-waktu banjir dari Gunung Wilis turun, kaki jembatan bakal roboh karena tergerus air. "Soalnya jembatan ini jalur satu-satunya ke Tulungagung yang dekat," kata Sukirman, warga setempat.
Setiap hari jalur tersebut menjadi tumpuan lalu lintas angkutan barang dan kendaraan pribadi dari wilayah Tulungagung -Kediri atau sebaliknya. Warga sangat berharap pemerintah mendahulukan perbaikan jembatan agar tak mengganggu jalur transportasi.
HARI TRI WASONO