TEMPO.CO, Mimika: Gubernur Papua Lukas Enembe menyatakan sebenarnya berharap PT Freeport Indonesia ikut serta dalam menanamkan modalnya dalam pembangunan pabrik pemurnian dan pengolahan (smelter) di Papua. "Harapan kami dia investasi, tapi dia hanya bersedia memakai smelter yang dibangun pihak lain termasuk pemerintah," katanya di Mimika, Ahad, 15 Februari 2015.
Kendati demikian, Lukas mengaku siap membangun smelter di Papua sejak beberapa tahun lalu. Untuk itu, pemerintah Papua akan menyiapkan dana untuk membantu investor. "Bagi investor yang berminat datang ke Papua," tuturnya.
Baca Juga:
Sesuai harapan masyarakat Papua, menurut dia, pembangunan smelter ini bisa memberi efek ganda seperti meningkatkan jumlah tenaga kerja yang dapat ditampung dan makin banyaknya industri hilir yang dibangung terkait dengan konsentrat. “Akan ada banyak industri ikutan akan dibangun di sini.”
Dia memastikan pemerintah provinsi tidak ikut berinvestasi dalam pembangunan smelter di Papua. Penyertaan modal untuk pembangunan smelter akan dilakukan melalui BUMD Papua untuk mewakili pemerintah daerah.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said mengatakan Freeport, pemerintah daerah, dan pemerintah pusat telah menyepakati rencana pembangunan smelter di Mimika, Papua. Pemerintah daerah akan menyiapkan lahan, dana awal, sekaligus mencari investor untuk pembangunan smelter nasional.
Pembangunan smelter ini akan menjadi bagian dari rencana pembangunan kawasan industri di wilayah Mimika. Sudirman juga ingin setelah kesepakatan ini, permasalahan yang berjalan adalah mencari solusi pembangunan Papua dari keberadaan Freeport. "Kami mencari solusi supaya keberadaan Freeport dapat maksimal untuk masyarakat Papua dan bangsa Indonesia.”
ALI HIDAYAT