TEMPO.CO, Subang - Para investor ramai-ramai memborong lahan di wilayah selatan Subang, Jawa Barat. Wilayah ini dikenal memiliki pemandangan alam yang indah dan berhawa sejuk.
"Mereka membeli tanah untuk kepentingan usaha kepariwisataan," kata Kepala Dinas Tata Ruang Permukiman dan Kebersihan Kabupaten Subang Sumasna saat dihubungi Tempo, Selasa, 17 Pebruari 2015.
Usaha kepariwisataan yang akan dikembangkan para investor yang mayoritas datang dari Jakarta dan Bandung tersebut, ujar Sumasna, berupa rumah-rumah peristirahatan atau vila. Wilayah yang kini menjadi incaran para investor tersebut yakni Kecamatan Serang Panjang, Sagala Herang, Jalan Cagak, Cijambe, Kasomalang, dan Cisalak.
"Investor membeli lahan dengan luas beragam. Ada yang lima hektare, tapi, ada pula yang ratusan hektare," kata Sumasna.
Larisnya lahan di wilayah itu tak lepas dari rencana proyel Jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) yang ditargetkan beroperasi Juni 2015. "Itu salah satu faktor pemantiknya," katanya.
Ia mengimbuhkan, beroperasinya Jalan Tol Cipali yang memiliki dua pintu di Kaliangsana dan Cilameri secara otomatis membuka akses ke Subang bagi pelancong dari berbagai kota besar, terutama Jakarta, Banten, dan sejumlah kota di Jawa Tengah.
Salah seorang warga Kecamatan Jalan Cagak, Anwar Wana Imer, tak menampik kabar tentang banyaknya investor yang berburu lahan lokasi pariwisata di sana. "Kondisi tersebut telah menghidupkan situasi perekonomian buat masyarakat," ujar Anwar.
Hanya, Anwar meminta Pemerintah Kabupaten Subang mengawasi secara ketat pembelian lahan oleh investor tersebut. "Jangan sampai ada kawasan konservasi dan hutan lindung jadi korban kerakusan para investor," katanya.
Kepala Badan Penanaman Modal dan Perizinan Kabupaten Subang Elita Budiarti menegaskan bahwa pihaknya akan memperketat perizinan. "Lahan konservasi dan hutan lindung jelas tidak bakal diizinkan diperjualbelikan," ujarnya.
Ia juga mewanti-wanti agar para investor mengurus semua proses perizinannya secara langsung ke pihaknya. "Jangan sekali-kali melalui calo," katanya. Elita mengimbuhkan, saat ini banyak calo yang menjerat para investor yang hendak masuk Subang dengan cara menerbitkan izin palsu.
NANANG SUTISNA