TEMPO.CO, Subang - Ratusan warga Kelurahan Sukamelang, Subang, Jawa Barat, menggeruduk kantor pelaksana proyek jalan tol Cikampek-Palimanan (Cipali). Mereka menuntut perbaikan gorong-gorong bagian bawah jalan tol yang menimbulkan bencana banjir.
"Sebelum ada gorong-gorong proyek jalan tol, kampung kami tak pernah kebanjiran," ujar Engkus Kusnadi, Ketua RW Rancagadog, yang mengkoordinir pengunjuk rasa di kantor kontraktor KN-GRC di Desa Cibogo, Rabu sore, 16 Februari 2015.
Engkus mendesak pihak kontraktor segera melakukan rekayasa gorong-gorong yang berfungsi menampung air dari Sungai Cigadung yang bermasalah tersebut. Sebab, dampak yang ditimbulkan akibat gorong-gorong bermasalah tersebut cukup serius. "Dalam beberapa hari terakhir, puluhan hektare sawah dan empat rumah penduduk terendam banjir," kata Engkus.
Akub Sudirman, tokoh masyarakat Kelurahan Sukamelang, mengimbuhkan, unjuk rasa terpaksa dilakukan. Alasannya, permintaan untuk mengubah gorong-gorong tersebut tak pernah dapat perhatian dari pihak kontraktor.
"Jangan salahkan kami jika kemudian terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," Akub menebar ancaman. Sejauh ini, solusi yang dilakukan kontraktor dalam upaya mencegah banjir dengan membuat penyaringan sampah. Tetapi, hasilnya nol besar.
Penanggung jawab proyek pembangunan jalan tol Cipali Seksi 2, Idris Sulaiman, berjanji menindaklanjuti aspirasi warga Kelurahan Sukamelang tersebut. "Terlebih dahulu kami akan melakukan koordinasi dengan pihak PT Lintas Marga Sedaya selaku konsorsium proyek dan Perum Jasa Tirta 2 pihak yang mendesain gorong-gorong tersebut," ujar Idris.
Ia berjanji bahwa pada 28 Februari 2015, akan dilakukan pertemuan antara warga dan kontraktor. Proyek jalan tol sepanjang 114 kilometer dengan nilai investasi Rp 12,5 triliun tersebut, rencananya akan dioperasikan mulai medio Juni 2015.
NANANG SUTISNA