TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Edi Sukmoro mengatakan konstruksi sambungan rel buat operasoinal kereta rel listrik Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, dari Batuceper ke Soekarno-Hatta sepanjang 12 kilometer sudah bisa dimulai April tahun ini. Kepastian itu didapat setelah KAI sepakat dengan masyarakat pemilik lahan soal pembebasan lahan.
"April ini kami sudah bisa mulai kerja," kata Edi di Jakarta Railway Centre, Jakarta, kemarin sore, Selasa, 17 Februari 2015.
Menurut Edi, sebelumnya konstruksi sambungan rel KRL itu sempat alot gara-gara masyarakat setempat masih menolak melepas lahan mereka. KAI, kata Edi, saat ini memang belum merampungkan ganti rugi lahan namun pada prinsipnya diklaim sudah sepakat soal besaran ganti rugi.
"Prinsipnya masyarakat mau menerima kalau lahannya dipakai buat rel. Dulu kan menolak," kata Edi.
Dengan rencana konstruksi dimulai April 2015, kata Edi, ditargetkan KRL Soekarno-Hatta sudah bisa beroperasi mulai April 2016. Konstruksi rel disebut hanya butuh setahun pengerjaan.
"Hopefully," kata Edi.
Sebelumnya pada Juli tahun lalu, Kementerian Perhubungan menyatakan KRL Soekarno-Hatta ditargetkan bisa beroperasi mulai Juli 2015. Namun direktur utama KAI saat itu, Ignasius Jonan, mengatakan operasi KRL Soekarno-Hatta tergantung rampungnya pembebasan lahan.
Kementerian Perhubungan sendiri sudah membangun double-track ruas Duri-Tangerang untuk keperluan KRL Soekarno-Hatta tersebut. Dua belas kilometer sisanya dari Batuceper ke Soekarno-Hatta dikerjakan KAI. Setelah beroperasi, nantinya waktu tempuh dari dan ke Soekarno-Hatta hanya 57 menit menggunakan KRL. Kereta listrik itu akan melayani rute Manggarai-Soekarno Hatta.
KHAIRUL ANAM