TEMPO.CO, Jakarta- Menjelang perayaan Imlek penjualan ikan bandeng meningkat nyaris 20 hingga 30 persen. Sayangnya kondisi peningkatan penjualan tersebut tidak sebanding dengan kualitas bandeng saat ini karena pengaruh cuaca.
Turunnya kualitas ikan dikeluhkan penjual karena berpengaruh terhadap harga jual, meski permintaan masih tinggi bahkan meningkat. "Yang beli ya kalau Imlek banyak, tapi penjualannya parah. Banyak yang beli tapi harganya parah," kata penjual ikan di pasar Muara Angke Subehi, 30 tahun, saat ditemui di Sentra Penjualan Ikan Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa 17 Februari 2015.
Intensitas hujan yang tinggi menurut Behi--panggilan Subehi--berpengaruh pada kualitas dan kuantitas penangkapan ikan. "Kalau hujan ikan sepi, dari kapal sepi juga, jadi ngaruh ke sini (penjualan)," ujar Subehi. Behi mengaku dirinya takbisa menjual bandeng dengan harga tinggi. Menurutnya bandeng yang tadinya bisa dijual perkilonya Rp 35.000 sekarang jatuh di harga Rp 20.000 perkilo, meski dalam sehari menurutnya permintaan ikan bandeng bisa mencapai sampai satu ton perhari. Sedangkan pada hari-hari biasanya Behi menjual 700-800 kilo perhari. Demikian halnya dengan harga jual jelang Imlek tahun lalu yaitu Rp35.000 perkilonya.
Pedagang ikan lainnya, Amil, 38 tahun mengaku bisa mendapatkan keuntungan hingga 15 persen dari penjualan bandeng jelang Imlek. "Meski harga turun, pas Imlek gini kalau permintaan terus ada kami masih bisa sediakan," kata pria berdarah Bugis tersebut.
Kepala Dinas Kelautan, Pertanian, dan Ketahanan Pangan Provinsi DKI Jakarta Darjamuni di UPT Kelautan, Pertanian, dan Ketahanan Pangan Muara Angke mengatakan wajar jika permintaan ikan bandeng menjelang Imlek akan meningkat. Ia pun tak memungkiri jika akan ada penurunan harga karena pengaruh musim hujan sepanjang bulan Februari 2015. "Kalau bandeng di saat Imlek harganya sudah wajar akan naik tinggi, itu wajar jika dalam kondisi hari besar, kualitas bisa turun juga jika alur distribusi terganggu," kata Darjamuni.
Darjamuni menganggap lumrah terjadinya penurunan kualitas bandeng saat musim hujan. "Bandeng sebagian besar kami datangkan luar Jakarta. Kalau alur distribusi terganggu karena hujan tentu akan memakan waktu. Maka akan terjadi penurunan kualitas, itu lumrah," kata dia.
Tingginya permintaan bandeng jelang Imlek, Kepala Bidang Ketahanan Pangan Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan DKI Jakarta, Sri Hayati melakukan pengetatan pengawasan terhadap penjualan bahan pangan terutama bandeng. Sejak tadi pagi hingga sore timnya melakukan sidak ke enam lokasi untuk memastikan ikan dan bahan pangan seperti buah dan daging aman dari bahan pengawet.
Beberapa lokasi yang didatangi Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan DKI Jakarta di antaranya supermarket di komplek pertokoan Duta Merlin Kemayoran, Sentra Pelelangan Ikan di Kalibaru, Cilincing, Muara Angke, Pasar Rawa Belong Jakarta Barat, dan Kepulauan Seribu.
Sebanyak 130 sampel bahan pangan termasuk ikan bandeng yang dinilai laris menjelang Imlek dicek di lab untuk mengetahui apakah mengandung bahan berbahaya seperti formalin. "Tentu saja ini dilakukan agar mereka yang akan melakukan perayaan Imlek merasa aman dan nyaman, hasilnya dari semua sampel yang diuji negatif," kata Sri.
AISHA SHAIDRA