TEMPO.CO, Surabaya - Manajemen AirAsia mencatat sebanyak 105 keluarga korban atau ahli waris kecelakaan pesawat Air Asia QZ8501 saat ini sedang proses pengumpulan dokumen untuk menerima asuransi dari Air Asia. “Dan sampai saat ini sudah ada tiga keluarga korban yang telah menerima Asuransi penuh,” kata Corporate Communication Air Asia Indonesia, Cleopas Danang kepada Tempo di posko Crisis Center, Rabu, 18 Februari 2015.
Menurut Cleopas, tiga keluarga korban adalah ahli waris yang keluarganya telah berhasil ditemukan, teridentifikasi dan juga telah disemayamkan atau dimakamkan.
Sementara sisanya, kata Cleopas, masih menunggu sampai keluarganya ditemukan semua, sambil menunggu semua berkas dokumen yang dibutuhkan untuk penyerahan itu dikumpulkan keluarga. “Yang jelas proses verifikasi dari dokumen-dokumen itu juga masih berlanjut,” kata dia.
Cleopas mengatakan pemberian asuransi itu berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 77 Tahun 2011. Dalam peraturan itu, Bab II Pasal 3 menyebutkan ganti rugi penumpang meninggal akibat kecelakaan udara sebesar Rp 1,25 miliar per penumpang. “Tiga keluarga itu sudah mendapatkannya asuransinya secara penuh,” ujarnya.
Cleopas enggan memberikan identitas ketiga ahli waris itu dengan alasan pihak keluarga tidak menghendaki untuk dipublikasikan kepada khalayak umum, terutama media.
Sementara itu, hingga hari ke-53 ini, tim DVI Polda Jawa Timur telah berhasil menerima jenazah dan potongan tubuh sebanyak 104. Dari jumlah itu, total jenazah yang sudah diidentifikasi berjumlah 96.
Termasuk dua potongan tubuh dan 1 mayat yang kemudian dinyatakan sebagai non human atau monyet. Sementara sisanya, 8 jenazah yang terbagi atas 5 jenazah utuh dan 3 potongan tubuh, masih tersimpan di ruang pendingin untuk dilakukan proses identifikasi lebih lanjut.
Pada 28 Desember 2014, pesawat Air Asia QZ8501 rute Surabaya-Singapura dinyatakan hilang kontak. Pesawat berpenumpang 155 orang dan 7 awak itu diketahui terjatuh setelah ditemukannya serpihan pesawat dan beberapa jenazah di Selat Karimata, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Hingga hari ini, proses pencarian dan evakuasi korban masih terus dilakukan.
MOHAMMAD SYARRAFAH