TEMPO.CO , Surabaya: Untuk menghormati perayaan hari Imlek Kamis, 19 Februari 2015, operasi tim Disaster Victim Identification (DVI) Kepolisian Daerah Jawa Timur untuk mengidentifikasi korban Air Asia QZ8501 akan diliburkan.
“Hal ini untuk menghormati rekan-rekan kita yang sedang merayakan imlek,” kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Komisaris Besar Awi Setiyono kepada Tempo di posko Crisis Center, Rabu, 18 Februari 2015.
Keputusan itu, kata dia, sudah dimusyawarahkan dengan pihak keluarga korban Air Asia QZ8501 yang berada di ruang tunggu posko crisis center Air Asia Rabu. Pihak keluarga korban menyetujui operasi pencarian diliburkan sehari.
Selain itu, pada Kamis ini juga tanggal merah. Tim DVI pun tidak memiliki data yang harus dikelola untuk proses rekonsiliasi.
Menurut Awi, tim DVI saat ini sangat tergantung pada sampel DNA yang dikirim ke Markas Kepolisian Republik Indonesia. Hingga saat ini, masih belum ada hasil sampel DNA korban yang dikirim Mabes Polri. “Semoga saja pada hari Jumat data DNA itu sudah dikirim, sehingga ada jenazah lagi yang teridentifikasi,” kata dia.
Khusus untuk hari ke-53 ini, tim DVI belum berhasil mengidentifikasi atau mengenali 8 jenazah yang sudah tiba di Rumah Sakit Bhayangkara. Lima jasad yang masih utuh dan tiga potongan tubuh itu masih disimpan di kontainer pendingin.
Awi menambahkan seluruh jenazah dan potongan tubuh yang telah diterima oleh tim DVI Polda Jawa Timur sebanyak 104. Dari jumlah itu, total jenazah yang sudah diidentifikasi sampai hari ke-53 ini berjumlah 96. Termasuk dua potongan tubuh dan 1 mayat yang kemudian dinyatakan sebagai non human atau monyet. Sementara sisanya, 8 jenazah yang terbagi atas 5 jenazah utuh dan 3 potongan tubuh, masih tersimpan di ruang pendingin untuk dilakukan proses identifikasi lebih lanjut.
Pada 28 Desember 2014, pesawat Air Asia QZ8501 rute Surabaya-Singapura dinyatakan hilang kontak. Pesawat berpenumpang 155 orang dan 7 awak itu diketahui terjatuh setelah ditemukannya serpihan pesawat dan beberapa jenazah di Selat Karimata, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Hingga hari ini, proses pencarian dan evakuasi korban masih terus dilakukan.
MOHAMMAD SYARRAFAH