TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo menunjuk Taufiequrahman Ruki, Indriyanto Seno Adji dan Johan Budi Sapto Pribowo sebagai pimpinan sementara Komisi Pemberantasan Korupsi. Ketiga nama itu ditunjuk lantaran dua pimpinan KPK, Abraham Samad dan Bambang Widjojanto berstatus sebagai tersangka dan sedang menjalani proses hukum.
Di balik penunjukan ketiga nama itu, ada cerita menarik yang disampaikan oleh juru bicara Wakil Presiden Jusuf Kalla, Husein Abdullah. Menurut Husein, penunjukan ketiga nama itu sudah diputuskan Selasa, 17 Februari 2015 malam, pada saat Jusuf Kalla dan Jokowi melakukan rapat di Kantor Kepresidenan, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat.
Jokowi-Jusuf Kalla, kata Husein, berfikir agar Komisi Pemberantasan Korupsi tetap berfungsi dan berjalan dengan baik. Akhirnya, dipilihlah untuk menerbitkan Peraturan Pengganti Undang-Undang dan Keputusan Presiden untuk memberhentikan sementara Samad dan Bambang serta menunjuk tiga nama sebagai pimpinan sementara.
Penunjukan tiga nama itu, kata dia, atas pertimbangan profesionalitas, independensi, dan kecapakan hubungan antarlembaga, seperti dengan Polri agar kisruh yang terjadi saat ini dapat diredam. "Usul tiga nama itu juga dari Jokowi-JK, karena mereka merupakan orang-orang baik yang jago hukum," kata Husein, di kantornya, Rabu, 18 Februari 2015.
Namun, rapat kemarin yang berlangsung hingga malam, membuat Jokowi-Jusuf Kalla dan para staf serta ajudan masing-masing tidak sempat untuk mengkonfirmasi kesediaan ketiga orang itu sebagai pimpinan sementara KPK. Akhirnya, Rabu pagi, seluruh staf Presiden dan Wakil Presiden sibuk mencari nomor telepon ketiga orang itu.
"Bahkan ada salah seorang staf kepresidenan yang meminta nomor telepon salah satu dari nama itu ke wartawan yang bermarkas di KPK," ujar Husein. Pagi tadi, kata Husein, baru Ruki dan Seno yang bisa dikonfirmasi ihwal kesediaannya ditunjuk sebagai pimpinan sementara komisi antiarasuah.
Sedangkan Johan, hingga pukul 12.00 siang ponselnya masih belum menjawab telepon dari pihak Istana. Padahal, kata dia, jadwal konferensi pers akan dimulai pukul 14.00. "Kami maklum saat itu, mungkin Johan sedang mengendarai motor ke tempat kerja."
Waktu semakin berjalan mendekati waktu konferensi pers, Johan belum bisa dihubungi. Seluruh staf kepresidenan mulai cemas. Last minute. Satu jam sebelum jumpa pers, Johan menjawan telepon dari seorang ajudan Presiden Joko Widodo. "Saat dijawab oleh Johan, Jusuf Kalla yang berbicara atas perintah Presiden," kata Husein.
Begitu juga dengan keputusan pencalonan Komisaris Jenderal Badrodin Haiti sebagai Kapolri menggantikan Komisaris Jenderal Budi Gunawan. Menurut Husein, semua sudah direncanakan sejak malam dan dengan pertimbangan matang.
REZA ADITYA