TEMPO.CO, Canberra -Kampanye "Boikot Bali" melalui Twitter dan Facebook membuat warga Australia mulai mencari alternatif tempat berlibur lainnya dengan harga murah.
Biro perjalanan seperti cheapflights.com.au tidak lagi mencantumkan Bali sebagai tujuan wisata yang ditawarkan kepada warga Australia yang ingin berlibur ke luar negeri.
Dikutip dari News.com.au, 18 Februari 2015, kampanye "Boikot Bali" yang disuarakan beberapa hari lalu sebagai bentuk protes sekaligus solidaritas terhadap duo Bali Nine Andrew Chan dan Myuran Sukumaran yang segera menjalani hukuman mati di Indonesia.
Menurut juru bicara Cheapflights, nama Bali dihapus setelah Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop melalui siaran radio mengimbau warga Australia mencari tempat lain untuk berlibur.
Maskapai Jetstar mencoba tetap menawarkan Bali sebagai tujuan wisata murah kepada warga Australia. Iklan Jetstar di lamannya menuliskan tawaran iklan perjalanan murah : "GREAT ESCAPE SALE" Escape to Bali or Thailand $99 from e.g Darwin to Bali (Denpasar).
Mengetahui Jetstar mengiklankan Bali, warga Australia kemarin menumpahkan kekesalan mreka terhadap maskapai itu melalui sosial media. Mereka pun menyuarakan "boikot Jetstar".
CEO Federasi Agen Travel Australia Jayson Westbury mengatakan, kampanye menentang Bali tidak akan terlalu berdampak kepada biro perjalanan. "Ini tidak seperti bencana alam atau serangan teroris saat pemesanan tiket dibatalkan seketika," ujar Westbury.
Biro Statistik Australia mendata sekitar 100 ribu warga Australia berkunjung ke Indonesia setiap bulan.
NEWS.COM.AU | MARIA RITA