TEMPO.CO, Jakarta - Tingginya arus dana asing yang masuk ke pasar keuangan membuat rupiah berhasil menguat tipis terhadap dolar.
Di transaksi pasar uang hari ini, rupiah menguat tipis 7 poin (0,06 persen) ke level 12.825 per dolar AS. Rupiah ditutup menguat setelah melemah di sepanjang sesi perdagangan.
Analis PT Monex Investindo Futures, Faisal, menyebut penguatan rupiah ini sebagai anomali karena terjadi di tengah penguatan dolar terhadap hampir semua mata uang dunia. Ia menduga tingginya aksi beli investor asing di pasar keuangan membuat rupiah lolos dari cengkeraman dolar. "Minat beli asing terhadap aset-aset berdenominasi rupiah dipicu membaiknya fundamental ekonomi domestik."
Di pasar saham, investor asing mencatat pembelian bersih Rp 877 miliar. Pada saat yang sama, pemerintah juga kembali membuka utang baru melalui penerbitan sukuk negara retail untuk menyerap likuiditas rupiah. Dalam penawaran ini, kupon yang ditawarkan sebesar 8,25 persen per tahun dengan target indikatif Rp 20 triliun.
Menurut Faisal, membaiknya data ekonomi yang ditandai dengan deflasi, surplus perdagangan dua bulan berturut-turut, meningkatnya cadangan devisa, serta turunnya rasio defisit transaksi berjalan membuat Indonesia tidak dipandang sebelah mata oleh investor asing. "Dibanding negara-negara berkembang lain, ekonomi Indonesia lebih resisten dalam menghadapi krisis global."
Meski demikian, Faisal menilai penguatan rupiah hanya bersifat sementara. Pasalnya, posisi dolar di pasar global masih menguat seiring dengan meningkatnya ketidakpastian di Yunani. Akhir pekan ini, pelaku pasar akan menanti negosiasi final antara Yunani dan Uni Eropa terkait dengan dana talangan.
PDAT | M. AZHAR