TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perhubungan akan menghukum maskapai penerbangan Lion Air akibat insiden penundaan keberangkatan 14 penerbangan maskapai itu yang berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. Rencananya, hari ini manajemen Lion Air dipanggil untuk dimintai klarifikasi.
“Sanksinya seperti apa, lihat saja besok (hari ini),” ujar Staf Khusus Menteri Perhubungan Bidang Keterbukaan Informasi Publik Hadi M. Juraid kepada Tempo kemarin.
Tertundanya sejumlah penerbangan Lion Air pada Rabu petang hingga Kamis malam telah mengakibatkan jadwal penerbangan di Soekarno-Hatta kacau. Manajer Humas dan Protokol Bandara Soekarno-Hatta Yudis Tiawan mengatakan operator Bandara akhirnya terpaksa menyediakan makanan kecil dan air mineral kepada ratusan penumpang Lion Air yang telantar itu.
Juru bicara PT Angkasa Pura II, Achmad Syahir, mengatakan, di antara belasan penerbangan yang tertunda, delapan penerbangan untuk tujuan Medan, Palembang, Pekanbaru, Surabaya, dan Ternate. Lima penerbangan ke Pekanbaru, Medan, dan Palembang yang tertunda sejak Rabu sore sudah diberangkatkan pada Kamis pagi. Sedangkan tiga penerbangan ke Surabaya dan Ternate yang tertunda lebih dari dua jam sudah diberangkatkan pada Kamis siang.
Direktur Angkutan Udara Kementerian Perhubungan Muhammad Alwi mengatakan penyebab lain penundaan penerbangan Lion Air adalah rusaknya dua pesawat. Pada waktu bersamaan, ada empat pesawat lain terkena inspeksi besar karena sudah masuk masa perawatan. Kondisi itu mengakibatkan Lion Air kekurangan armada. “Namun Lion Air sudah menjadwalkan penerbangan tambahan untuk liburan tahun baru Imlek,” ujarnya.
Soal penundaan, Direktur Umum Lion Air Edward Sirait mengakui dua pesawat mereka rusak karena menabrak obyek asing yang diduga berupa burung. “Dua pesawat itu bisa untuk melayani delapan penerbangan," katanya saat dihubungi kemarin.
Menurut Edward, dua pesawat yang kena serangan obyek asing itu harus diperbaiki sebelum digunakan lagi. Akibatnya, rentetan jadwal penerbangan Lion menjadi kacau.
Apalagi rusaknya dua pesawat tersebut tepat saat puncak liburan tahun baru Imlek. Namun dia mengklaim sejumlah penerbangan Lion yang mengalami delay lebih dari empat jam adalah penerbangan reguler, bukan extra flight. "Ini seperti mata rantai. Kalau satu rantai saja putus, kacau semua," katanya.
KHAIRUL ANAM | JONIANSYAH (TANGERANG) | AYU CIPTA (TANGERANG)