TEMPO.CO, Jakarta--Polisi menyelidiki kasus pembunuhan sopir taksi Express, Tony Zahar, 53 tahun, yang diduga berlatar belakang percintaan antara korban dan seorang perempuan bernama Siti Murniati. “Suami perempuan itu sering meneror Bapak,” kata Ridwan, 20 tahun, anak kandung Tony dari istri pertamanya, Dewi Marina, 38 tahun, kemarin. Menurut Ridwan, hubungan antara ayahnya dan Murni itu diketahui setelah Tony membelikan Murni sepeda motor. Tony-lah yang membayar cicilan kreditnya setiap bulan.
Tony ditemukan tewas di dalam taksinya pada Rabu lalu di Jalan Raya Rawa Bambu RT 13 RW 05, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Saat ditemukan, tubuhnya masih duduk di belakang kemudi dengan luka sayat di leher dan kelingking. “Diketahui sekitar pukul 05.30 oleh seorang tukang ojek bernama Janu Sugiantoro,” kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Martinus Sitompul.
Di lokasi kejadian, polisi menemukan sebilah pisau dapur yang diduga digunakan untuk menyerang Tony. “Pisau itu tergeletak di samping kanan mobil,” kata Martinus. Selain itu, ditemukan barang milik korban berupa tas yang berisi dompet berwarna cokelat, kartu tanda penduduk, kartu tabungan Siaga Bukopin, buku tabungan Bank Mandiri milik Siti Murniati, satu ponsel merek Cross, dan dua ponsel Nokia.
Ridwan mengaku tak mengenal Siti Murniati. “Saya tahu nama itu dari ibu tiri saya (Siti Masitoh),” kata dia. Menurut Ridwan, setelah ayah dan ibunya bercerai, Tony menikah lagi dengan Siti Masitoh, 38 tahun. Dari Siti Masitoh inilah dia mendengar tentang hubungan Tony dan Siti Murniati, perempuan yang bekerja di sebuah rumah makan. “Ibu tiri saya bilang, ayah sering ketakutan karena mendapat teror.”
Kepala Unit Reserse Kriminal Kepolisian Sektor Pasar Minggu, Ajun Komisaris Besar Murgiyanto, mengatakan penyidik masih mengumpulkan bukti-bukti untuk mengungkap kasus ini. Dia enggan berkomentar ihwal kemungkinan pembunuhan ini berhubungan dengan perempuan bernama Siti Murniati. “Masih dalam proses penyelidikan.”
HUSSEIN ABRI YUSUF | AFRILIA SURYANIS