TEMPO.CO, Jakarta - Adu mulut antara Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dengan seorang pria di Balai Kota, Rabu lalu, beredar di Youtube. Video itu jadi perhatian banyak orang karena dalam rekaman itu Ahok tampak sampai menggebrak mobil.
Lalu, siapa pria yang beradu mulut dengan Ahok itu? Ternyata dia seorang pengacara bernama Haeruddin Massarro. Ahok mengaku berang karena pria ini membawa orang tua (nenek) yang sedang sakit, duduk di kursi roda, sebagai tameng dia dalam melapor kasus tanah ke mantan Bupati Belitung Timur itu.
"Itu bukan warga, tapi pengacara yang mau memenangkan kasus tanah girik garapan orang," kata Ahok di Balai Kota, Jumat, 20 Februari 2015. "Nenek itu yang saya salamin enggak bisa buka mata. Nah ini makanya ada namanya oknum pengacara yang nawarin bisa menang, tapi dia enggak bisa ke pengadilan karena enggak punya data. Itu namanya mau menyandera orang."
Karena kejadian tersebut, Ahok sempat menggebrak mobil dinas dia saking meluapnya amarah dirinya. Namun, beberapa jam sebelum peristiwa tersebut, ternyata pengacara itu telah mengadu ke Biro Hukum DKI Jakarta. Ahok menuturkan, pada pukul 09.00, Haeruddin bertemu dengan Biro Hukum.
Hadir dalam pertemuan itu, Wali Kota Jakarta Barat, Kepala Kantor Pertanahan Jakarta Barat, Camat Kembangan, Lurah Kembangan Selatan, dan Direktur Utama PT Antilope Madju. Dalam persamuhan itu, membahas masalah tanah selua 4.680 meter persegi di Kelurahan Kembangan Selatan, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat yang dibangun Rumah Sakit Puri Indah.
Pertemuan tersebut tidak menghasilkan keputusan apapun. Karena tidak puas, kuasa hukum itu mengadukan kasusnya ke Ahok. Sekitar pukul 12.45, sebelum Ahok blusukan dengan Presiden Jokowi, kuasa hukum beserta nenek tersebut mencegat Ahok. Intinya, kuasa hukum itu minta Ahok untuk menyatakan bahwa tanah seluas tersebut pernah digarap oleh kakek buyutnya.
"Kalau dapat sertifikat sudah lain cerita. Ini kasus enggak ada hubungannya dengan sertifikat," kata Ahok. "Ini kasus dia ingin menangih tanah yang menurut dia kakek buyutnya pernah garap. Kamu juga boleh dong bilang kalau kakek buyut gue pernah garap di sini loh? Jangan-jangan orang dulu garap di Balai Kota. Gimana caranya bisa menang? Gue minta gubernur nyatakan surat bahwa benar kakek buyut gue pernah garap di sini, kalau enggak mau, gue akan bertahan di sini, puasa enggak makan."
Ahok mengatakan, dirinya tak punya kuasa untuk menangani kasus seperti itu. Ia memerintah kepada kuasa hukum itu untuk mengambil jalur hukum. Tapi jawaban Ahok tak memuaskan pengacara itu. Pengacara itu pun mengancam Ahok. "Kalau bapak enggak mau paksa camat, lurah bapak ketemu kami, kita taruh nenek di depan mobil bapak, biar kami mati," tutur Ahok menirukan perkataan pengacara itu.
Mendapat ancaman seperti itu, Ahok berang. "Dia seperti teroris. Ini namanya menyandera orang buat dapetin surat, " kata Ahok. Bukannya persetujuan, Ahok malah mendamprat balik pengacara itu. Ahok pun sempat menggebrak mobil dinas dia karena emosinya meluap.
ERWAN HERMAWAN