TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar mengatakan penyebaran narkoba kini telah masuk hingga ke pelosok desa. Narkoba, kata dia, bisa menggagalkan program pemerintah yakni pembangunan Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat desa. Saat blusukan ke penjuru desa, Marwan menemukan fakta di bahwa pengguna narkoba ada juga berasal dari kaum tani, tukang kayu.
"Bahkan, anak usia remaja dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah juga menjadi korban narkoba," kata Marwan melalui pesan elektroniknya, Ahad 22 Februari 2015.
Marwan pun mengimbau agar aparat bersama seluruh tokoh desa dan pemuka agama turut memerangi narkoba. "Termasuk kaum santri, pemuda, dan pelajar harus bersatu mencegah narkoba masuk dalam masyarakat desa,” kata Marwan. Menurut Marwan, masuknya narkoba ke desa menjadi ancaman tatanan kehidupan desa yang religius dengan berbagai kearifan lokal lainnya.
Marwan juga mengimbau kepada para kepala desa untuk membentuk tim anti narkoba. Dengan adanya tim itu diharapkan upaya desa memerangi narkoba bisa efektif. Tim diisi oleh aparat desa dan tokoh-tokoh agama, guru, santri, dan elemen masyarakat desa lainnya.
Tim inilah yang akan membuat dan melaksanakan berbagai program pencegahan narkoba. Di antaranya adalah pengadaan posko desa anti narkoba sebagai pusat kordinasi, konsultasi, dan pengawasan. Tim anti madat ini juga nantinya akan bekerja sama dengan aparat penegak hukum untuk menindak pelaku narkoba. Kegiatan tim anti madat itu bisa berupa penyuluhan bahaya narkoba melalui buletin, pamflet, dan majalah dinding.
Selain itu, kata Marwan, banyak tradisi desa yang bisa menjadi sarana membentengi desa dari ancaman narkoba, seperti tradisi yasinan, tahlilan, dan istighotsah. Kegiatan tradisional lainnya yang menghadirkan banyak warga desa juga bisa dioptimalkan menjadi media penyuluhan bahaya narkoba dan cara pencegahannya dengan melibatkan partisipasi seluruh lapisan masyarakat desa.
MUHAMMAD MUHYIDDIN