TEMPO.CO, Pekanbaru - Musim panas disertai angin kencang menyulitkan regu pemadam mengatasi kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Bengkalis, Riau. Titik api terus muncul hingga menghanguskan 200 hektare hutan gambut di sejumlah wilayah Riau bagian utara itu.
“Regu pemadam kebakaran Bengkalis hingga kini masih berupa memadamkan api,” kata Kepala Bidang Pemadam Kebakaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah Bengkalis Suiswantoro, saat dihubungi Tempo, Senin, 23 Februari 2015.
Suiswantoro menyebutkan sejumlah titik api empat hari lalu sempat padam setelah diguyur hujan. Namun api kembali muncul setelah di beberapa wilayah kembali dilanda cuaca panas. Hujan dalam intensitas ringan belum mampu memadamkan api yang masih membara di dalam gambut.
“Secara umum, kondisi cuaca panas disertai angin kencang sehingga lahan yang sudah padam hidup lagi, karena lahan terbakar kebanyakan bergambut,” ujarnya.
Titik api kembali muncul di wilayah Desa Sepahat dan Sungai Linau, Kecamatan Siak Kecil, seluas delapan hektare. Api juga kembali menyala di Kecamatan Bengkalis, Bantan, serta Desa Titi Akar, Kecamatan Rupat, seluas enam hektare.
Menurut Suiswantoro, regu pemadam kesulitan mencapai lokasi kebakaran yang jauh di tengah hutan karena akses jalan sulit ditempuh. Belum lagi sumber air sulit didapatkan. Pihaknya berharap pemerintah Riau secepatnya membantu pemadaman melalui modifikasi cuaca hujan buatan.
Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi Riau Yulwirawati Moesa mengatakan pemerintah menetapkan status siaga darurat di Riau untuk mengantisipasi kebakaran lahan dan hutan di wilayah provinsi itu agar tidak meluas. Status tersebut ditetapkan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya setelah melaporkan kondisi kebakaran lahan kepada Presiden Joko Widodo.
Yulwirawati mengatakan pemerintah Riau dibantu Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah merencanakan Teknik Modifikasi Cuaca hujan buatan untuk wilayah Bengkalis. “Besok kami akan melaksanakan rapat teknis,” ujarnya.
Yulwirawati mengatakan, teknik hujan buatan akan dilaksanakan awal Maret 2015 mendatang sesuai pertimbangan perkirakaan cuaca bahwa pertumbuhan awan bakal terjadi pada bulan tersebut.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika stasiun Pekanbaru menyatakan satelit Tera dan Aqua memantau 26 titik panas di wilayah Riau. “Titik panas tersebut pantauan satelit pukul 05.00 pagi tadi,” kata Kepala BMKG Pekanbaru Sugarin.
RIYAN NOFITRA