TEMPO.CO, Kupang - Warga Wini, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, mengancam akan pindah kewarganegararaan karena kurangnya perhatian pemerintah terhadap warga di wilayah perbatasan antara Indonesia dan Timor Leste itu.
"Pantauan saat malam, lampu penerangan jalan di wilayah Timor Leste terang, sedangkan di wilayah RI gelap gulita," kata anggota DPRD NTT, Jefri Un Banunaek, kepada Tempo setelah berkunjung ke Wini, Selasa, 24 Februari 2015.
Menurut dia, kondisi pos di pintu perbatasan Indonesia dengan Distrik Oeccuse sangat memprihatinkan. Car pintu perbatasan, kata dia, sudah usang. Beberapa bagian trotoar dan jembatan juga tampak kotor.
Minimnya fasilitas dan perhatian pemerintah terhadap warga wilayah perbatasan sangat dikhawatirkan dapat menimbulkan gejolak sosial. "Ada warga yang mengaku, jika kondisi seperti ini, sebaiknya pindah menjadi warga Timor Leste," kata Jefri.
Warga yang prihatin atas kondisi tersebut juga bisa berpikir bahwa, dengan merdeka, wilayah itu bisa lebih cepat maju dan masyarakat dapat segera menikmati pelayanan pemerintah. Karena itu, dia berharap pemerintah pusat dan daerah bekerja dengan maksimal untuk mengatasi masalah tersebut. "Harusnya ada anggaran rutin untuk pemeliharaan fasilitas yang ada di setiap perbatasan," katanya.
YOHANES SEO