TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Ade Supandi memberikan penghargaan kepada 108 orang yang terlibat dalam misi pencarian korban dan pesawat AirAsia QZ8501 di perairan Selat Karimata. Mereka berasal dari berbagai kesatuan di TNI Angkatan Laut dan institusi lain yang ikut membantu operasi pencarian.
"Ini adalah penghargaan atas jasa mengevakuasi korban dan badan pesawat. Saya ucapkan terima kasih," kata Ade Supandi dalam upacara militer di Markas Komando Armada Barat TNI AL di Jalan Gunung Sahari, Jakarta, Selasa, 24 Februari 2015.
Sebanyak 108 penerima penghargaan itu terdiri atas 83 personel TNI AL, 18 komandan kapal perang TNI AL atau KRI, satu orang dari Komisi Nasional Keselamatan Transportasi, dua orang dari kapal MV Crest Onyx, dan dua orang dari kapal KN Jedayat. Namun pemberian penghargaan secara simbolis hanya diberikan kepada tiga perwakilan, yakni Komandan KRI Bung Tomo Kolonel Yayan Sofyan, Mayor Profs De Gradmen dari Marinir, dan Rajab Malawat dari kapal MV Crest Onyx.
Laksamana Ade Supandi mengatakan bahwa misi SAR merupakan salah satu tugas TNI AL dalam operasi militer nonperang. Meski begitu, operasi SAR lebih didasari pada rasa kemanusiaan TNI terhadap korban kecelakaan. Ade pun berharap penghargaan tersebut mampu menjadi penyemangat semua personel TNI AL dalam menjalankan tugas. "Bukan cuma misi SAR tapi juga misi perang lainnya," katanya.
Delapan belas komandan kapal perang yang mendapat penghargaan adalah KRI Yos Sudarso-353, KRI Sultan Hasanudin-366, KRI Bung Tomo-357, KRI Usman Harun-359, KRI Sungai Gerong-906, KRI Pulau Rengat-711, KRI Soputan-923, KRI Patiunus-371, KRI Sutedi Senoputra-378, KRI Tjiptadi-381, KRI Teluk Sibolga-536, KRI Baracuda-633, KRI Todak-631, KRI Cucut-866, KRI Banda Aceh-593, KRI Pulau Romang-723, dan KRI Dewa Kembar-932.
Sedangkan 83 penyelam TNI AL yang mendapat penghargaan berasal dari kesatuan Satuan Pasukan Katak Komando Armada Barat, Dinas Penyelamatan Bawah Air, Detasemen Jala Mangkara, dan Intai Amphibi Marinir.
Pesawat AirAsia QZ8501 hilang di perairan Selat Karimata pada 28 Desember 2014. Pesawat yang membawa 155 penumpang dan tujuh awak itu hilang dari radar dalam perjalanan dari Surabaya menuju Singapura.
INDRA WIJAYA