TEMPO.CO, Bangkalan - Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional Banyuwangi, Jawa Timur, pekan ini akan mengirimkan 12 ribu ton beras ke Malang, Aceh, Kalimantan Tengah, dan Sumatera Barat. Pengiriman beras itu bertujuan mendukung operasi pasar di daerah-daerah itu, seiring dengan melonjaknya harga beras di pasaran.
”Setiap daerah mendapatkan jatah 3 ribu ton beras kualitas medium,” kata Wakil Kepala Bulog Banyuwangi Komuli kepada Tempo, Selasa, 24 Februari 2015. Pengiriman beras itu sesuai dengan instruksi Bulog Pusat karena Bulog Banyuwangi dianggap mengalami surplus beras.
Stok beras Bulog Banyuwangi sebesar 32 ribu ton. Bila tidak dikirimkan ke luar daerah, stok itu bisa mencukupi kebutuhan di Banyuwangi hingga 16 bulan. Bila 12 ribu ton beras telah disalurkan ke luar daerah, menurut Komuli, stok Banyuwangi tersisa 20 ribu ton. Kebutuhan beras untuk program beras miskin di Banyuwangi sebanyak 2 ribu ton per bulan. “Stok cukup untuk kebutuhan 10 bulan.”
Selain untuk memenuhi kebutuhan beras miskin, 20 ribu ton beras akan dipakai untuk operasi pasar di Banyuwangi. Namun Bulog Banyuwangi masih menunggu kesiapan pemerintah Banyuwangi untuk menggelar operasi pasar.
Harga beras di Banyuwangi melambung dalam tiga hari terakhir. Sumarsono, pedagang beras di Pasar Banyuwangi, mengatakan harga beras kualitas rendah naik dari Rp 9.500 menjadi Rp 10.500 per kilogram. Kualitas medium naik dari Rp 10 ribu menjadi Rp 11 ribu per kilogram. Sedangkan kualitas super naik dari Rp 11 ribu menjadi Rp 12.500 per kilogram.
Sumarsono mengatakan melambungnya harga beras itu menyebabkan turunnya jumlah pembeli. Sebelum harga beras naik, Sumarsono bisa menjual 100 kilogram beras per hari. “Hari ini cuma laku 75 kilogram,” ujar Sumarsono.
IKA NINGTYAS