Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Industri Musik di Era Digital  

image-gnews
Grup musik Bonita and The Hus Band tampil dalam konser yang digelar di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta (1/2). Pada konser bertajuk Small Miracles ini, Bonita and The Hus Band membawakan 18 lagu antara lain, Sing A Song, Aku, 4 PM, Merah dan Pesan Untuk Pram. Tempo/Agung Pambudhy
Grup musik Bonita and The Hus Band tampil dalam konser yang digelar di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta (1/2). Pada konser bertajuk Small Miracles ini, Bonita and The Hus Band membawakan 18 lagu antara lain, Sing A Song, Aku, 4 PM, Merah dan Pesan Untuk Pram. Tempo/Agung Pambudhy
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Teknologi digital telah mengubah peta dunia musik, termasuk di Indonesia. Internet dan teknologi digital seperti pisau bermata dua yang selain memberikan dampak positif bagi musik, juga memberi dampak kurang menguntungkan. "Karenanya, kita harus memiliki pendekatan berbeda. Tidak bisa lagi memakai pendekatan industri musik masa lalu," kata Robin Malau, pendiri dan pemilik Musikator, distributor musik digital terbesar di Indonesia.

Keuntungan pertama yang kita dunia musik peroleh dari era digital adalah akses yang jauh lebih luas pada referensi musik. Pada era 1990-an ke bawah, akses pada referensi musik sangat terbatas. Orang hanya mendapatkan musik dari sumber utama seperti televisi, radio, toko musik. Sedangkan pada era 2000-an, orang bisa mengakses musik apapun, yang teraneh sekalipun, di sudut dunia terjauh. Hal ini membuat para musisi memiliki referensi yang kaya dan luas.

Akibatnya, muncul banyak musisi baru yang memiliki kekayaan bunyi. Mereka mengeksplorasi banyak alat musik dan memiliki karya-karya yang tidak biasa. Anak-anak muda yang jenius di bidang musik ini tidak lagi mengekor pada senior-senior mereka.

Teknologi digital juga membuat mereka lebih mudah merekam musik yang mereka buat. Perekaman menjadi lebih sederhana dan murah. Ini membuat siapa pun bisa membuat rekaman atau demo karya mereka. Bahkan mereka bisa melakukannya di rumah.

Dengan teknologi digital pula karya-karya itu lebih mudah untuk disebar ke seluruh dunia. Situs-situs seperti MySpace pernah populer untuk mempublikasikan karya musisi muda ini. Lalu muncul Youtube dan lain sebagainya.

Akibat manis lainnya adalah kemuncukan perusahaan label rekaman alternatif, bukan major label. Merekalah yang kemudian memproduksi atau mendistribusikan karya-karya alternatif (dulu dibilang independent atau indie). Kemunculan mereka mendobrak dinding tebal yang selama ini menghalangi musisi dengan konsep berbeda untuk berkarya.

Namun di sisi lain, teknologi digital juga membawa dampak buruk. Mudahnya penyalilan file membuat lagu atau karya musik bisa berpindah tangan dan digandakan dengan begitu cepat dan masif. Akibatnya, karya musik tidak terlindungi. Pembajakan merajalela, copyright sudah di bibir jurang. Orang tidak lagi membeli CD, sejumlah toko musik tutup, musisi tidak lagi mendapat royalti dari lagu yang diputar penggemarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Cara apa pun yang telah dilakukan untuk mencegah pembajakan sampai saat ini membentur dinding besar. Robin Malau yang dulu anggota band Puppen, menganggap pembajakan tidak dapat dicegah. "Yang bisa kita lakukan saat ini adalah memberi alternatif lain," kata Robin.

Bagi Robin, mengunduh lagu (meski berbayar) tidak akan bisa membuat pembajakan berhenti, karena lagu yang sudah diunduh akan bisa disebarkan kembali. Ia menawarkan sistem pemutaran digital, streaming. Akan banyak situs yang menawarkan pendengar hak untuk mendengarkan ribuan lagu dengan biaya murah. Dengan makin canggihnya koneksi internet, streaming bukan lagi masalah.

Di sisi lain, ada juga masalah publikasi. Benar, internet telah memudahkan seorang musisi untuk mempublikasikan karyanya. Tapi, kemudahan itu juga memancing semua orang--baik yang memiliki karya bagus atau tidak--untuk menyebar karya mereka di Internet. Akibatnya, ada begitu banyak karya di Internet hingga kerap karya-karya yang baik terkubur oleh karya lainnya. Perlu strategi agar sebuah karya bisa dikenal.

Masalah publikasi dan copyright karya musik di era digital ini akan dibahas dalam diskusi bersama Robin dan Hang Dimas, seorang pegiat industri musik, dalam acara Ngobrol @tempo.co. Diskusi ini digelar di Birdcage Cafe, Jakarta, pada Rabu, 25 Februari 2015. Selain diskusi, acara ini juga diramaikan oleh penampilan dari Bonita and the Hus Band.

Qaris Tajudin

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cara Menambahkan Musik di Bio Instagram di Android dan iPhone

1 hari lalu

Instagram kembali mengeluarkan fitur baru. Kini Anda bisa menambahkan musik di bio Instagram yang bisa diputar. Berikut caranya. Foto: Canva
Cara Menambahkan Musik di Bio Instagram di Android dan iPhone

Instagram kembali mengeluarkan fitur baru. Kini Anda bisa menambahkan musik di bio Instagram yang bisa diputar. Berikut caranya.


Playlist AI ala Spotify, Bisa Menyuguhkan Lagu Sedih Hingga Musik Pengiring Pertarungan

8 hari lalu

Spotify. cbc.ca
Playlist AI ala Spotify, Bisa Menyuguhkan Lagu Sedih Hingga Musik Pengiring Pertarungan

Spotify mengembangkan fitur pembuatan playlist lagu berbasis kecerdasan buatan. Pengguna bisa memakai keyword unik untuk mencari musik favorit.


Mengenal Lizzo, Sempat Dianggap Pensiun sebagai Penyanyi dan Klarifikasi Ungkapannya

14 hari lalu

Lizzo. (Instagram/@lizzobeating)
Mengenal Lizzo, Sempat Dianggap Pensiun sebagai Penyanyi dan Klarifikasi Ungkapannya

Penyanyi Lizzo sempat menyatakan di Instagram dia ingin mengakhiri kariernya dalam industri musik


45 Tahun Adam Levine, Tangga Kesuksesan Pentolan Band Maroon 5

31 hari lalu

Penampilan Adam Levine di Super Bowl/USA Today
45 Tahun Adam Levine, Tangga Kesuksesan Pentolan Band Maroon 5

Adam Levine vokalis Maroon 5 yang juha Juri The Voice America hari ini berulang tahun ke-45. Ini karier bermusiknya dan tangga raih kesuksesan.


Berbuat Asusila dengan Modus Orkes Musik Sahur Keliling, Enam Orang Ditangkap di Makassar

33 hari lalu

Dua terduga pelaku asusila modus orkes musik keliling diperiksa tim penyidik Unit Tindak Pidana Tertentu (Tipidter) Satreskrim di Kantor Polrestabes Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu, 16 Maret 2024. Foto: ANTARA.
Berbuat Asusila dengan Modus Orkes Musik Sahur Keliling, Enam Orang Ditangkap di Makassar

Polisi menangkap enam orang anggota orkes musik kelilng usai viral video perbuatan asusila dua personelnya


Bahaya Suara Keras di Pusat Kebugaran, Bisa Kehilangan Pendengaran

35 hari lalu

Ilustrasi senam aerobic. Dok. TEMPO/Nickmatulhuda
Bahaya Suara Keras di Pusat Kebugaran, Bisa Kehilangan Pendengaran

Pakar audiologi mengingatkan dampak suara keras pada pendengaran, baik musik maupun teriakan instruktur, di pusat kebugaran atau kelas senam.


Profil Promotor Musik Adrie Subono, Java Musikindo Akan Comeback?

37 hari lalu

Adrie Subono. TEMPO/Dian Triyuli Handoko
Profil Promotor Musik Adrie Subono, Java Musikindo Akan Comeback?

Adrie Subono adalah promotor musik yang berpengalaman menghadirkan konser penyanyi dalam dan luar negeri. Ia juga merupakan keponakan dari B.J. Habibie.


Jaafar Jackson Memerankan Sang Paman dalam Film Biopik Michael Jackson, Ini Profilnya

42 hari lalu

Penampilan Jaafar Jackson yang berperan sebagai Michael Jackson dalam film MIchael. Diabadikan oleh fotografer Kevin Mazur. Instagram.com/@antoinefuquaJaafar Jackson. Instagram.com/@antoinefuqua
Jaafar Jackson Memerankan Sang Paman dalam Film Biopik Michael Jackson, Ini Profilnya

Pemeran Michael Jackson dalam film biopik Michael akan diperankan keponakannya, Jaafar Jackson. Ini profil anak Jermaine Jackson itu.


Adobe Kenalkan Sistem Komposer Berbasis AI, Menerjemahkan Teks Menjadi Musik

44 hari lalu

Logo Adobe
Adobe Kenalkan Sistem Komposer Berbasis AI, Menerjemahkan Teks Menjadi Musik

Menyaingi penerjemahan teks menjadi gambar, Adobe memberikan teknologi AI yang bisa mengubah teks menjadi musik.


Kemendikbudristek Kembali Gelar Audisi Gita Bahana Nusantara, Ini Jadwalnya

51 hari lalu

Nathania Karina atau yang akrab disapa Nia, akan menjadi konduktor  Gita Bahana Nusantara (GBN) dalam upacara peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Foto : Kemendikbud
Kemendikbudristek Kembali Gelar Audisi Gita Bahana Nusantara, Ini Jadwalnya

Kemendikbudristek menilai GBN adalah representasi Indonesia mini, artikulasi musikal dalam sebuah ekspresi kultural.