TEMPO.CO, Jakarta - Menyusul kian melambungnya harga beras beberapa hari terakhir, Presiden Joko Widodo hari ini, Rabu, 25 Februari 2015, akan blusukan ke gudang Badan Urusan Logistik (Bulog) di Kelapa Gading, Jakarta. Menurut agenda yang dilansir Biro Pers Kepresidenan, Jokowi dijadwalkan akan blusukan pada pukul 10.30 WIB.
Bagi pemerintah, naiknya harga beras ini jelas merupakan isu yang krusial. Terlebih lagi dalam waktu dekat, sudah mulai memasuki musim panen. "Sehingga harus dijaga agar tidak ada over supply," kata Menteri Sekretaris Negara di Istana Kepresidenan, Selasa, 24 Februari 2015.
Menurut Pratikno, isu beras memang menjadi perhatian pemerintah yang dikawal langsung oleh kementerian dan lembaga terkait, bahkan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla. Kemarin, Kalla secara langsung memimpin rapat terbatas soal kenaikan harga beras ini di kantornya.
Jokowi, kata Pratikno, sudah berkomitmen, saat panen raya nanti, tidak ada beras impor yang masuk sehingga harga beras bisa turun. "Ini komitmen pemerintah untuk kedaulatan pangan dan menjaga kesejahteraan petani," kata Pratikno.
Soal naiknya harga beras, yang dilaporkan bisa mencapai 30 persen, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel menuding adanya permainan mafia beras. Alasannya, sejak Desember 2014 hingga Januari 2015, Bulog sudah menggelar operasi pasar dengan menggelontorkan 75 ribu ton beras kepada pengelola Pasar Cipinang, PT Food Station, dengan harga gudang Rp 6.800 per kilogram.
Seharusnya, menurut Rachmat Gobel, pedagang menjual kepada konsumen dengan harga Rp 7.400 per kilogram. Namun nyatanya, tidak ada pedagang yang menjual beras dengan harga segitu. Padahal, dengan menjual seharga Rp 7.400, pedagang sudah untung Rp 600 per kilogram. "Ini kan tidak wajar. Harga naik 30 persen. Ini ada pedagang yang main nimbun-nimbun," kata Gobel, Jumat pekan lalu.
TIKA PRIMANDARI