TEMPO.CO, Semarang - Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional Jawa Tengah mempercepat penggelontoran beras untuk rakyat miskin (raskin). Upaya itu dilakukan untuk mengendalikan harga beras yang melonjak di masyarakat. “Kami percepat distribusi (raskin). U ntuk operasi pasar, masih dipertimbangkan,” kata Kepala Bulog Divisi Regional Jateng Damin Hartono, Rabu, 25 Februari 2015.
Damin memastikan telah menggelontorkan 35.233 ton beras per bulan untuk rumah tangga sasaran di Jawa Tengah sejak Januari lalu. Untuk jatah Februari ini, penyalurannya sudah terealisasi sekitar 50 persen kuota bulanan.
Baca Juga:
Upaya penggelontoran lebih cepat itu sebagai alternatif ketika tak ada operasi pasar yang masih terhambat administrasi. Menurut Damin, tingginya harga beras saat ini disebabkan oleh penghentian distribusi beras miskin sejak November-Desember 2014. Di sisi lain, musim panen raya padi molor dari yang seharusnya Februari ini.
Ia mengklaim distribusi beras untuk rakyat miskin saat ini mampu mengendalikan harga beras di pasar. “Tercatat harga gabah sudah turun dari Rp 4.700 per kilogram menjadi Rp 4.000,” tutur Damin.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta kenaikan harga beras diimbangi dengan operasi pasar. Ganjar mencurigai spekulan beras yang sengaja memainkan harga salah satu kebutuhan pokok itu.
Kecurigaan Ganjar itu terkait dengan adanya perbedaan yang terpaut sangat jauh antara harga jual gabah petani dan nilai jual beras. “Harga beras di pasaran Rp 12 ribu per kilogram, kok harga gabah masih murah Rp 4.000 per kilogram. Ini ada apa? Gejolak terlalu ekstrem,” ujar Ganjar.
Ia sedang mencermati kenaikan harga beras yang dinilai fantastis itu. Kenaikan harga beras yang menasional akan dicocokkan dengan persediaan di daerah. “Saya cek ke masing-masing kabupaten/kota se-Jateng, termasuk gudang Bulog dan pengusaha, ada beras atau tidak,” kata Ganjar.
Namun Ganjar tak mau berkomentar lebih lanjut tentang kecurigaan adanya permainan spekulan. Ia menyatakan akan memastikan setelah mengecek kondisi pasar dan gudang. Menurut Ganjar, kenaikan harga beras yang telah terjadi saat ini harus diimbangi dengan operasi pasar.
Menurut dia, operasi pasar tidak bisa ditunggu hingga bulan depan. Sebab, bulan depan sudah memasuki musim panen raya. “Maret sudah melimpah, makanya saya menolak impor,” ujarnya.
EDI FAISOL