Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Terungkap, Penyamaran Mata-mata Mossad di Afrika Selatan  

Editor

Abdul Manan

image-gnews
Potongan gambar dari situs resmi Mossad.
Potongan gambar dari situs resmi Mossad.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah dokumen intelijen rahasia Afrika Selatan yang diperoleh oleh Satuan Investigasi Al Jazeera mengungkap aksi spionase dinas rahasia Israel, Mossad. Bahan laporan Badan intelijen Afrika Selatan (SSA) itu sebagian disusun melalui operasi kontra-intelijen terhadap salah satu agen Mossad.

Tapi, kata Aljazeera, informasi dalam laporan itu tampaknya juga diambil dari buku berjudul Gideon's Spies: The Inside Story of Israel's Legendary Secret Service The Mossad, yang ditulis oleh Gordon Thomas.

Di antara temuan Badan Keamanan Negara (SSA) Afrika Selatan pada 2009, yang berjudul "penilaian intelijen" itu mengklaim bahwa badan intelijen Israel:

1. Sering mempekerjakan pelacur sebenarnya dan memfoto mereka dengan sumber-sumber Palestina, yang nantinya akan digunakan  "untuk potensi pemerasan";

2. Mengirim agen ke luar negeri untuk merayu "sekretaris kedutaan dan pramugari maskapai penerbangan, karena mereka dapat memberikan banyak informasi berharga tentang diplomat, bandara, dan kota-kota di dunia Arab";

3. Meningkatkan program pembunuhan semasa di bawah kepemimpinan mantan Direktur Mossad, Meir Dagan, pada 2002-2010.

Laporan ini juga menunjukkan bahwa Mossad tidak sepenuhnya mempercayai agennya sehingga menugaskan agen kontra-spionase untuk mengawasi salah satu agennya di Afrika Selatan.

Mereka mengikuti agen Mossad itu saat ia melakukan kegiatan sehari-hari, seperti bertemu dengan informannya, dan melakukan perjalanan ke Cape Town dengan atasannya.

Laporan Badan Intelijen Afrika Selatan juga mencatat agen Mossad juga menjaga hubungan dengan berbagai sumber dalam pemerintah Afrika Selatan, serta polisi. Mereka menjalin kontak terus menerus dengan anggota komunitas Yahudi, melakukan kontra-pengintaian, dan menghancurkan tas sampah, dan mengubah berbagai rute dalam perjalanannya.

Pengintaian badan intelijen Afrika Selatan terhadap agen Israel, seperti sudah diduga, mengungkapkan bahwa operator Mossad itu sangat berhati-hati dan sadar terkait soal keamanan. "Ketika menghadiri pertemuan dengan penghubungnya," kata dokumen itu, agen Mossad itu juga melakukan pengintaian balik.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Agen itu juga memacu kecepatan kendaraannya secara bervariasi, antara 30 kilometer hingga 90 kilometer per jam dan juga kerap akan menepi dan menunggu di samping jalan selama kurang lebih empat menit tanpa alasan tertentu.

Agen ini kerap mengubah rute akses ke rumahnya saban kali ia menggunakan kendaraan. Dia juga "memotong tas sampahnya sedemikian rupa sehingga tidak dapat diangkat dari tong sampah tanpa menumpahkan isinya". Hal ini mungkin membuat sulit untuk sebuah senjata melalui limbah kertas itu tanpa terdeteksi.

Penjelasan di dalam laporan SSA itu menyatakan, agen Mossad memiliki hubungan yang sangat dekat dengan komunitas Yahudi di Afrika Selatan, termasuk Deputi Dewan Yahudi. Ini yang mungkin menjadi indikasi bahwa Mossad memanfaatkannya dalam kegiatan pengumpulan intelijen.

Agen Mossad juga melakukan "kontak teratur dengan anggota Kepolisian Afrika Selatan" dan kerja sama di antara mereka "berkisar masalah Islam militan di Afrika Selatan." Para petugas kontra-spionase Afrika Selatan mengatakan, agen Mossad "juga memiliki kontak di departemen pemerintah, termasuk Departemen Pertanian, Departemen Perdagangan dan Industri, Departemen Kesehatan, serta lembaga lain yang berhubungan dengan penelitian."

"Sebagian besar kontaknya dalam departemen tersebut menghubungi dia melalui telepon selulernya justru karena ia mungkin merasa bahwa tidak mudah untuk memantau telepon selular," kata laporan yang ditulis pada 2009 itu.

Intel Afrika Selatan bahkan mengikuti orang Mossad saat ia melakukan perjalanan ke Cape Town dengan atasannya. Mereka mencatat bahwa ia menggelar pertemuan singkat dengan dua orang di toilet umum, salah satunya orang Islam.

Ketika agen itu keluar dari hotel di Cape Town, ia diketahui membayari tamu lain, seorang warga negara Amerika Serikat. Afrika Selatan mengatakan ini "belum menjadi titik lain yang menjadi perhatian".

Laporan SSA itu menunjukkan bahwa intelijen Afrika Selatan khawatir tentang meluasnya kegiatan agen Israel di negara mereka.

ALJAZEERA.COM | ABDUL MANAN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ajaib, Jenazah Wanita Afrika Selatan Melahirkan Bayi

22 Januari 2018

Ilustrasi bayi tidur bersama ibunya. dailymail.co.uk
Ajaib, Jenazah Wanita Afrika Selatan Melahirkan Bayi

Seorang wanita hamil di Afrika Selatan yang meninggal dunia saat kandungannya berusia 9 bulan dilaporkan melahirkan bayinya 10 hari kemudian.


Warga Desa Ini Ketakutan Domba Lahir Bertubuh Mirip Manusia

23 Juni 2017

Anak domba mati setelah lahir yang menyerupai manusia. dailymail.co.uk
Warga Desa Ini Ketakutan Domba Lahir Bertubuh Mirip Manusia

Seekor domba lahir dengan tubuh bagian atas mirip manusia sehingga membuat gempar ribuan warga desa Lady Frere di Afrika Selatan.


Saham Terguncang, Presiden Afrika Selatan Pecat Menteri Keuangan

31 Maret 2017

Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma. AP/Themba Hadebe
Saham Terguncang, Presiden Afrika Selatan Pecat Menteri Keuangan

Di pasar valuta asing, nilai mata uang Rand Afrika Selatan dikabarkan turun hingga lima persen.


Ahmed Kathrada, Aktivis Anti-Apartheid Afrika Selatan, Wafat

28 Maret 2017

Nelson Mandela (tengah) dikelilingi putrinya, Zindzi (kiri) dan mantan tapol, Ahmed Kathrada. REUTERS/Debbie Yazbek/Nelson Mandela Foundation
Ahmed Kathrada, Aktivis Anti-Apartheid Afrika Selatan, Wafat

Aktivis anti-apartheid Afrika Selatan, Ahmed Kathrada, yang pernah dipenjara selama 26 tahun bersama Nelson Mandela, meninggal Selasa pagi, 28 Maret 2017.


Atap Rumah Sakit Jebol, Lima Orang Terperangkap Runtuhan

3 Maret 2017

Atap sebuah bangunan jebol akibat terjangan badai Katie di London, Inggris, 28 Maret 2016. Terjangan badai Katie mengakibatkan listrik di 2.000 rumah padam. twitter.com
Atap Rumah Sakit Jebol, Lima Orang Terperangkap Runtuhan

Sebanyak 2 pasien, 2 pekerja konstruksi, dan 1 staf rumah sakit berhasil diselamatkan serta hanya luka ringan.


Sentimen Anti-Imigran Memanas di Afrika Selatan

28 Februari 2017

Warga negara asing saat bentrok dengan pengunjuk rasa anti-imigran di barat Pretoria. .aljazeera.com
Sentimen Anti-Imigran Memanas di Afrika Selatan

Sentimen anti-imigran kembali merebak di Afrika Selatan. Rumah imigran dibakar, terjadi penjarahan hingga ancaman.


Nyata dan Sadis, Remaja Ini Dipaksa Masuk Peti Mati, Lalu...  

8 November 2016

Seorang pria kulit hitam dipaksa masuk ke dalam peti untuk diumpankan untuk ular. youtube.com
Nyata dan Sadis, Remaja Ini Dipaksa Masuk Peti Mati, Lalu...  

Seorang tanpa rasa iba terus menekan tubuh dan kepala remaja dengan menggunakan penutup peti mati.


Istri Kaget Lihat 'Anaconda' Suaminya, Bulan Madu pun Batal  

12 Oktober 2016

Ilustrasi wanita terkejut. Shutterstock.com
Istri Kaget Lihat 'Anaconda' Suaminya, Bulan Madu pun Batal  

Seorang wanita yang baru menikah terkejut ketika untuk pertama kali melihat organ intim milik suaminya.


Bocah 6 Tahun Tewas Saat Melindungi Ibunya dari Pemerkosa  

20 Agustus 2016

Ilustrasi kekerasan terhadap anak. Vigilantcitizen.com
Bocah 6 Tahun Tewas Saat Melindungi Ibunya dari Pemerkosa  

Bocah laki-laki berusia 6 tahun tewas setelah berusaha mencoba menghentikan seorang pria yang akan memperkosa ibunya.


Nelson Mandela Napi Paling Terkenal di Dunia, Dibui 27 Tahun

16 Mei 2016

Nelson Mandela memperingati pergantian milenium di bekas selnya di Pulau Robben, 31 Desember 1999. REUTERS/Mike Hutchings
Nelson Mandela Napi Paling Terkenal di Dunia, Dibui 27 Tahun

Nelson Mandela adalah Presiden kulit hitam pertama Afrika Selatan. Mantan agen CIA mengaku CIA di balik pemenjaraan Mandela selama 27 tahun.