Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Spanduk Penyesatan Syiah Menjamur di Yogyakarta  

image-gnews
Keluarga Syiah Sampang menikmati santapan khas lebaran bersama warga lainnya seusai sholat Idul Fitri di dalam kamar di pengungsian rumah susun Jemundo, Sidoarjo (28/8). Sebanyak 300 pengungsi Syiah Sampang harus merayakan Hari raya Idul Fitri di pengungsian karena adanya larangan untuk pulang kampung demi alasan keamanan. TEMPO/Fully Syafi
Keluarga Syiah Sampang menikmati santapan khas lebaran bersama warga lainnya seusai sholat Idul Fitri di dalam kamar di pengungsian rumah susun Jemundo, Sidoarjo (28/8). Sebanyak 300 pengungsi Syiah Sampang harus merayakan Hari raya Idul Fitri di pengungsian karena adanya larangan untuk pulang kampung demi alasan keamanan. TEMPO/Fully Syafi
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Sejumlah spanduk penyesatan terhadap kelompok Syiah kembali bermunculan di beberapa perempatan jalan besar di Kota Yogyakarta dan sekitarnya selama sepekan belakangan. Menjamurnya spanduk seperti ini mengulang peristiwa serupa pada pertengahan 2013 lalu.

Dalam pantauan Tempo, sebagian spanduk ini tersebar di pinggiran perempatan ringroad selatan. Misalnya di wilayah Bantul, spanduk penyesatan kelompok Syiah itu terpasang di perempatan Ngipik, perempatan Wojo, dan perempatan Kasihan. Ada juga spanduk yang terpasang di kawasan Kota Yogyakarta, seperti di perempatan Wirosaban.

Isi tulisan spanduk-spanduk itu beragam. Ada yang berbunyi "Syiah Bukan Islam, Syiah Sesat dan Menyesatkan", lalu "Syiah Bukan Islam, Bahaya Latin (seharusnya Laten) di Indonesia" dan "Syiah Bukan Islam, Bahaya bagi Aqidah Umat Islam." Di spanduk-spanduk itu tertera nama beragam organisasi, seperti Gerakan Anti Maksiat (GAM), Front Jihad Islam (FJI), Masyarakat Indonesia Pencinta Ahlul Bait, dan banyak organisasi lain.

Pengajar Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Abdur Rozaki mengaku heran dengan pembiaran pemasangan spanduk-spanduk ini. Semestinya, menurut dia, aparat kepolisian dan pemerintah daerah tidak diam ketika spanduk bermuatan provokasi kebencian ke kelompok lain seperti itu bermunculan. "Tidak hanya harus dicopot, tapi diusut siapa pemasangnya," kata Rozaki seusai berbicara di pembukaan Konferensi Masyarakat Sipil Yogyakarta di Hotel Ross In, Bantul, pada Rabu, 25 Februari 2015.

Rozaki menyarankan organisasi masyarakat sipil peduli toleransi di Yogyakarta melakukan penyikapan bersama terkait penebaran spanduk-spanduk provokatif seperti itu. Menurut dia, salah satu cara efektif ialah bersama-sama melaporkan pemasangan spanduk penyesatan ke aparat kepolisian. "Ada indikasi pelanggaran salah satu pasal di KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana)," kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Peneliti Institut Research and Empowerment (IRE) tersebut berpendapat demikian karena spanduk penyesatan Syiah memuat materi penyebaran kebencian ke kelompok lain di depan umum. Sanksi bagi tindakan seperti ini diatur dalam Pasal 156 KUHP. "Dilaporkan ke polisi agar diusut siapa pelakunya dan ditelusuri motifnya," kata dia.

Dia berpendapat penanganan fenomena intoleransi memerlukan kepedulian gerakan masyarakat sipil secara aktif. Apabila ada laporan dari masyarakat, menurut dia, kepolisian bisa menjadikan penanganan kasus ini sebagai bagian dari program strategis penegakan hukum. "Pemerintah daerah juga perlu menanganinya sebab ini indikasi social disorder yang mengancam aspek mendasar dalam bernegara, yakni keamanan warga," kata dia.

Juru bicara Rausyan Fikr, lembaga yang pernah menerima ancaman penyerangan karena dituding menjadi penyebar ajaran Syiah di Yogyakarta pada 2013 lalu, Edi Syarif, berharap pemasangan banyak spanduk itu tidak berujung pada kemunculan ancaman dan aksi kekerasan. Edi mengaku telah mengetahui bahwa spanduk itu menyebar di banyak titik di Yogyakarta dalam sepekan terakhir. "Kami tidak paham apa maksudnya. Semoga saja tidak menyebabkan provokasi ke masyarakat," kata dia.

ADDI MAWAHIBUN IDHOM

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

34 hari lalu

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock
Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755


DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

39 hari lalu

Ziarah ke makam Kotagede Yogyakarta pada Kamis, 6 Maret 2024 digelar menjelang peringatan hari jadi ke-269 DIY (Dok. Istimewa)
DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram


Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

43 hari lalu

Perhelatan Sarkem Fest 2024 digelar di Yogyakarta. (Dok. Dinas Pariwisata Yogyakarta)
Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.


Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Ilustrasi badai. Johannes P. Christo
Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.


Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Hujan akibatkan kanopi di Stasiun Tugu Yogyakarta roboh, Kamis, 4 Januari 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.


Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi meletus lagi, mengirim material vulkanik hingga setinggi tiga kilometer di atas puncak gunung itu, Jumat pagi 10 April 2020. Letusan itu adalah yang ketujuh sejak yang pertama Jumat pagi 27 Maret lalu. FOTO/DOK BPPTKG
Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.


Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

8 Desember 2023

Ketua Umum Partai PSI Giring Ganesha (kanan) memakaikan jaket partai kepada Ade Armando (kiri), sebagai simbol bergabung partai PSI di kantor DPP partai PSI, Jakarta Pusat, Selasa, 11 April 2023. Ketua Umum partai PSI mengumumkan bergabungnya Ade Armando menjadi kader Partai PSI. TEMPO/MAGANG/MUHAMMAD FAHRUR ROZI.
Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman


Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

8 Desember 2023

Masyarakat berebut gunungan Sekaten di halaman Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta Kamis (28/9). Dok. Keraton Yogyakarta.
Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki sejarah panjang hingga memiliki otonomi khusus. Berikut penjelasannya.


Libur Nataru, Yogyakarta Targetkan Dulang 800 Ribu Wisatawan

6 Desember 2023

Kawasan Tebing Breksi, Sleman, jadi andalan destinasi wisata akhir pekan. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Libur Nataru, Yogyakarta Targetkan Dulang 800 Ribu Wisatawan

Puncak kunjungan wisatawan di destinasi wisata Yogyakarta setiap tahunnya terjadi pada Juni, Juli, dan Desember.


Jurus Yogyakarta Jaga Kenyamanan Jelang Masa Kampanye

21 November 2023

Kirab budaya pemilu damai di Yogyakarta melintasi Jalan Malioboro Selasa (21/11). (Dok. Istimewa)
Jurus Yogyakarta Jaga Kenyamanan Jelang Masa Kampanye

Keamanan dan kenyamanan di Yogyakarta jadi investasi karena tanpa itu, dua sumber kehidupan yakni pariwisata dan pendidikan akan terpengaruh.