TEMPO.CO, Palembang - Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan dan Bangka Belitung (BSB) sedang membidik pembiayaan sejumlah proyek infrastruktur di daerah itu. Bank dengan total aset lebih dari Rp 16 triliun ini menilai proyek-proyek yang bersumber dari pembiayaan negara masih menguntungkan bagi perbankan.
Direktur Utama BSB Muhammad Adil mengatakan tidak ingin sekadar menjadi penonton di tengah hiruk pikuk pembangunan di Sumsel dan Babel. "Kami harus andil dalam pembangunan agar kinerja kami semakin baik," katanya, Kamis, 26 Februari 2015.
Menurut Adil, untuk memenuhi target pencapaian kinerja perseroan, ia akan meminta tambahan modal dari pemegang saham pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota se-Sumatera Selatan dan Bangka Belitung. Tahun ini, ia yakin akan mendapat tambahan modal dari sejumlah pemda hingga Rp 200 miliar.
Catatan perusahaan, hingga akhir Februari ini BSB sudah mendapatkan tambahan modal hingga Rp 50 miliar. Tambahan berasal dari Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan sebesar Rp 25 miliar. Selain itu dari Pemerintah Kabupaten Lahat senilai Rp 7 miliar, Pangkal Pinang Rp 5 miliar, Palembang Rp 7 miliar, dan Empat Lawang Rp 5 miliar. "Kami inginkan laba bersih lebih dari tahun ini sebesar Rp 250 miliar," ujar Adil.
Sekretaris Perusahaan BSB Faisol Sinin mengatakan selain sedang mengejar proyek di sektor infrastruktur, perseroan dengan laba kotor tahun lalu sebesar Rp 348 miliar ini akan mengoptimalkan penggarapan bisnis di sektor UMKM, baik di kota maupun di pedesaan. Karena itu, perseroan akan memperkuat jaringan kantor layanan dan sistem teknologi informasi. "UMKM akan kami garap dengan lebih serius lagi," kata Faisol.
PARLIZA HENDRAWAN