TEMPO.CO, Jakarta: Kepolisian menanggapi fenomena maraknya begal motor dengan meningkatkan rutinitas patroli. Kepala Kepolisian Depok Komisaris Besar Ahmad Subarkah mengatakan intensitas patroli ditambah dengan menyisir lokasi rawan pembegalan secara acak.
"Lokasi patroli khusus meliputi Jalan Margonda, Juanda, Grand Depok Centre, Arief Rahman Hakim, dan Sukatani," kata dia saat dihubungi Tempo, 26 Februari 2015.
Pembegalan di Depok, Jawa Barat, tergolong dalam status mengkhawatirkan. Kasus paling sadis yang dilakukan kelompok Depok ialah membegal Bambang Syarif Hidayatullah, 23 tahun, di Jalan Juanda, Depok, pada 5 Januari 2015. Beranggotakan tujuh orang, lima orang di antaranya diringkus Kepolisian Metro Jaya.
Ahmad menambahkan, peningkatan intensitas patroli karena ada dua kelompok begal yang bergerilya di Depok, kelompok lokal dan luar Jawa. Tak ada ciri pembeda dari kelompok ini. Hanya cara pembegalan yang membuat kelompok ini sama, yakni modus kejahatan. "Mereka memepet korban, mengancam, dan tak segan melukai sampai tewas," ujarnya. Kedua kelompok ini juga sama-sama berbekal senjata tajam.
Dia juga menyarankan warga juga membantu polisi mengidentifikasi kelompok begal yang dijumpai di sekitar rumah. Caranya ialah melaporkan orang-orang yang terlihat sebagai pendatang baru, tertutup, dan punya jumlah sepeda motor dengan jumlah berlebih. "Lapor ke polisi itu bentuk partisipasi masyarakat berantas begal," kata Ahmad.
RAYMUNDUS RIKANG