TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Survei Indonesia mengevaluasi kinerja dan regenerasi partai politik. Hasil survei tersebut salah satunya menyimpulkan tokoh nasional masih menjadi etalase partai politik di mata publik.
"Kinerja tokoh partai di tingkat nasional menjadi cara ukur publik terhadap partai politik," kata Direktur Riset Lembaga Survei Indonesia Hendro Prasetyo di sela diskusi soal riset lembaganya di Bandung, Jumat, 27 Februari 2015.
Hendro mengatakan survei lembaganya juga mendapati bahwa publik menginginkan partai politik memperjuangkan kepentingan rakyat. Sayangnya, persepsi publik melihat partai politik dinilai lebih mementingkan kepentingannya ketimbang keinginan publik.
Soal regenerasi, mayoritas publik menginginkan partai politik mengusung pemimpin muda. "Wilayah Jawa Barat termasuk yang tinggi dibandingkan nasional, menginginkan pemimpin muda dibandingkan Jawa Tengah dan Jawa Timur," kata Hendro.
Hendro mengungkapkan, kendati persepsi publik demikian, saat ditanya lebih lanjut, publik masih menyebutkan nama pimpinan parpol saat ini maju lagi. Misalnya menilai Hatta Rajasa dan Amien Rais masih cocok memimpin PAN, lalu Prabowo Subianto memimpin Partai Gerindra, Aburizal Bakrie dan Agung Laksono memimpin Golkar, kecuali PDI Perjuangan yang mayoritas memilih Joko Widodo memimpin ketimbang Megawati Soekarnoputri.
Menurut Hendro, lembaganya menyimpulkan kendati publik menginginkan pemimpin muda, tapi publik tak cukup punya preferensi kandidatnya. "Publik menginginkan regenerasi, tapi publik tidak memiliki informasi yang mencukupi untuk mengetahui tokoh muda," kata dia.
Pakar politik dari Universitas Pendidikan Indonesia, Karim Suryadi, menyatakan kultur partai yang sentralistik menyebabkan regenerasi partai politik yang disebutnya terhambat. Kondisi itu disokong oleh persepsi publik yang menilai kinerja partai dari kiprah tokoh nasionalnya di media nasional.
Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jawa Barat Gatot Tjahjono mengklaim regenerasi di tubuh partainya berjalan. Salah satunya dengan munculnya Joko Widodo sebagai calon presiden dan terpilih. Pimpinan anak cabang juga diklaim mayoritas berumur di bawah 25 tahun dan banyak yang terpilih jadi kepala desa.
Senada dengan itu, Sekretaris DPD Partai Demokrat Jawa Barat Herlas Juniar adanya regenerasi di Partai Demokrat. "Kami punya ketua DPD dengan usia 34 tahun, sekaligus gubernur. Dan di tempat itu bukan daerah pemenangan kami," katanya.
AHMAD FIKRI