TEMPO.CO, Jakarta - Minimnya sentimen positif di hari terakhir perdagangan bulan Februari membuat indeks saham bergerak mendatar.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia saat jeda siang ini ditutup hanya menguat tipis 1,89 poin (0,03 persen) ke level 5.453,31. Saham yang berpindah tangan mencapai 2,2 miliar lembar saham senilai Rp 2,1 triliun. Asing mencatat net buy Rp 62 miliar.
Saham Astra Internasional (ASII) mengalami tekanan jual dipicu laporan keuangan 2014 yang dinilai belum menemui ekspektasi pasar. ASII melemah 2,2 persen ke Rp 7.875 per lembar saham, disusul Telkom Indonesia melemah 0,5 persen ke Rp 2.960 per lembar saham.
Analis PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan minimnya sentimen positif dari regional dan perhatian investor terhadap rilis laporan keuangan emiten membuat gerak IHSG cenderung mendatar. "Pasar masih menanti rilis data inflasi Senin depan."
Menurut Satrio, IHSG hari ini bakal bergerak di kisaran 4.425-4.500. Penutupan di bawah level support 4.425 akan menjadi sinyal berakhirnya tren naik jangka pendek IHSG.
Di lain pihak, rupiah hingga siang ini ditransaksikan melemah 40 poin (0,31 persen) ke level 12.871 per dolar AS.
Mata uang Asia lainnya turut melemah terhadap dolar. Won melemah 0,17 persen, rupee melemah 0,11 persen, yuan melemah 0,18 persen, dan ringgit melemah 0,8 persen.
Ekonom PT Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta mengatakan kenaikan indeks dolar tadi malam membuat mata uang Asia tertekan pagi ini, termasuk rupiah. Turunnya angka inflasi di AS disebabkan oleh penurunan harga komoditas. "Hal ini dinilai positif untuk menunjang pertumbuhan dan mendorong inflasi sesuai target yang diinginkan The Fed."
Malam ini ditunggu data revisi Produk Domestik Bruto AS yang diperkirakan turun hingga 2 persen year-on-year.
M. AZHAR