TEMPO.CO, Pekanbaru - Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Heru Widodo mengatakan hujan buatan hari pertama ini, Senin, 2 Maret 2015, akan dilakukan di atas wilayah lahan gambut. Sebanyak 1,2 ton garam akan ditabur di atas langit Bengkalis, Pelalawan, dan Dumai.
"Kajian cuaca ada benih awan tumbuh di wilayah tersebut," kata Heru kepada Tempo di Posko Penanggulangan Bencana Asap, Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Senin, 2 Maret 2015.
Heru menuturkan penyemaian garam dilakukan bukan di wilayah titik api, melainkan di wilayah gambut yang memiliki benih awan. Sebab, ucap dia, misi hujan buatan saat ini masih dalam status siaga darurat untuk mencegah terjadinya kebakaran lahan yang lebih besar.
Hujan buatan dilakukan untuk membasahi lahan gambut serta mengisi air di embung penampungan air di lahan gambut. "Seluruh lahan gambut yang memiliki awan secara umum akan kita hujankan untuk mencegah terjadinya kebakaran," katanya.
Pemerintah telah menetapkan status siaga darurat kebakaran lahan, mengingat perkiraan cuaca panas bakal melanda Riau hingga dua bulan ke depan. Saat ini sudah ada dua daerah di Riau yang berstatus siaga darurat kebakaran lahan, yakni Bengkalis dan Pelalawan.
Kebakaran itu sudah mencapai 336 hektare. Pemerintah pusat melalui BNPB telah menyiapkan 68 ribu ton garam untuk proses modifikasi cuaca yang menelan biaya hampir Rp 16 miliar.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Pekanbaru menyatakan satelit Terra dan Aqua memantau 29 titik panas tersebar di Riau. Titik panas terbanyak terdapat di Pelalawan, yakni 11 titik panas, disusul Bengkalis (9 titik), Rokan Hulu (3 titik), Meranti (3 titik), Rokan Hulu (2 titik), dan Siak (1 titik).
"Tingkat kepercayaan titik panas di atas 70 persen," ujar Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru Sugarin.
RIYAN NOFITRA