TEMPO.CO, Surabaya-Kepolisian Resor Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya kembali menemukan puluhan burung kakaktua di Kapal Motor Gunung Dempo. Sebelumnya, pada Kamis pekan lalu, 26 Februari 2015, polisi menyita ratusan satwa dilindungi dari kapal yang sama.
Kepala Kepolisian Resor Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya Ajun Komisaris Besar Arnapi mengatakan pada Ahad, 1 Maret 2015, polisi mendapati 42 ekor burung berada di dalam kamar isolasi. "Ini masih terkait sama penyitaan sebelumnya, di kapal yang sama ," kata Arnapi, Senin, 2 Maret 2015.
Setelah penggerebekan 26 Februari dan memeriksa sejumlah saksi, polisi kemudian melepas Gunung Dempo karena harus berangkat mengantar ratusan penumpang ke Jakarta. Sekembalinya dari Jakarta, kapal itu diperiksa lagi saat bersandar di Pelabuhan Gapura Surya Tanjung Perak Surabaya, Ahad kemarin sekitar pukul 12.00.
Polisi curiga ketika salah seorang penumpang mencium aroma busuk dan mendengar suara burung dari dalam loker bawah tempat tidur penumpang. Setelah diperiksa, petugas kapal menemukan sejumlah burung di dalam loker. Burung-burung itu kemudian dipindahkan ke ruang isolasi berukuran 3x2 meter. Selanjutnya kapten kapal melaporkan kejadian itu kepada Polres Pelabuhan tanung Perak.
Ruangan isolasi itu biasa dipakai untuk mengurung seseorang yang diduga sebagai pencuri atau pelaku tindak pidana di dalam kapal. "Ternyata di dalamnya ditemukan banyak burung yang semuanya dilepas," kata Arnapi.
Sebanyak 42 burung itu terdiri dari 36 ekor kakaktua jambul kuning, lima ekor kakaktua raja hitam, dua diantaranya mati, serta satu ekor nuri yang juga dalam kondisi mati. Arnapi menduga burung-burung tersebut termasuk bagian dari satwa yang disita polisi sebelumnya. Namun polisi belum bisa memastikan karena kapal masih harus bergerak menuju Makassar. "Kami nggak mungkin memeriksa dan menahan ratusan penumpang kapal," kata dia.
Karena itu polisi menjadwalkan pemeriksaan mualim dan kepala kamar mesin Gunung Dempo pada Kamis 5 Maret mendatang. "Yang penting nama dan alamatnya sudah kami kantongi," ujarnya.
Meski jumlah satwa yang ditemukan cukup banyak, tapi polisi belum menemukan indikasi bahwa satwa-satwa tersebut akan diselundupkan di Surabaya. Menurut Arnapi, Surabaya hanya menjadi tempat transit sebelum satwa-satwa itu dikirim dari Papua ke Jakarta.
Pada Kamis pekan lalu polisi menyita beberapa satwa dilindungi di dalam pipa paralon dan disembunyikan di kamar mesin. Rincian satwa itu adalah 11 ekor burung cenderawasih, empat ekor burung kakaktua raja atau kakatua hitam, 100 ekor tupai terbang, empat ekor bayan hitam, tiga ekor bayan hijau, lima ekor nuri kepala hitam, 30 ekor ular dan 25 ekor kadal atau biawak. Harga satwa-satwa ini berkisar puluhan hingga ratusan juta rupiah per ekor.
AGITA SUKMA LISTYANTI