TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo mengakui telah dihubungi Perdana Menteri Australia Tony Abbott buat membicarakan eksekusi mati duo Bali Nine. Dalam percakapan pada Rabu malam lalu itu, Abbott berharap kedua warga negaranya, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, bebas dari regu tembak.
"Saya sampaikan bahwa Indonesia bisa memahami situasi Abbott. Tapi, kalau tafsiran dia, saya enggak tahu seperti apa," kata Jokowi di Pasar Burung di Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Sabtu, 28 Februari 2018. "Mungkin kata-kata saya lunak. Tapi nanti lihat saja tindakannya."
Sejauh ini eksekusi terhadap sebelas terpidana mati kasus narkoba, termasuk Andrew dan Myuran, tampaknya akan segera dilaksanakan. Berikut ini tiga indikasi yang menunjukkan semakin matangnya persiapan.
1. Kamar Isolasi Siap Ditempati
Koordinator Kepala Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan Marasidin Siregar menyatakan pihaknya sudah menyiapkan kamar isolasi untuk sebelas terpidana mati. Dengan selesainya pembuatan sekat kamar ruang isolasi, Nusakambangan siap menjadi tempat pelaksanaan eksekusi.
Dari pantauan Tempo, truk pengangkut material bangunan diseberangkan ke Nusakambangan. Di pulau itu juga sedang dilakukan pemasangan atap dan pembangunan pintu gerbang lapangan tembak Tunggal Panaluan di bekas bangunan LP Limus Buntu. Di tempat ini, eksekusi terhadap sebelas terpidana mati narkoba akan dilakukan.
2. Peti Mati Sudah Tersedia
Pengurus Kematian Gereja Kristen Jawa Cilacap sedang mempersiapkan peti mati untuk terpidana yang akan dieksekusi di Nusakambangan. “Biasanya mereka akan menghubungi kami tiga hari menjelang eksekusi,” ujar pengurus itu beberapa waktu lalu.
Delapan peti ukuran standar dan satu peti ukuran jumbo kini tersimpan di gudang gereja. Peti berbalut kain putih itu disiapkan jauh-jauh hari untuk memenuhi permintaan Polres Cilacap. Dia diminta menyiapkan peti itu agar saat pelaksanaan eksekusi nanti tidak ada kesulitan.
3. Simulasi Pemindahan Duo Bali Nine
Pemindahan dua terpidana mati Australia, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, rupanya sudah kian dekat. Pada Jumat, 27 Februari 2015, Brimob Polda Bali bahkan telah melakukan simulasi pengamanan di lapangan Marko Brimob, Tohpati, Denpasar.
Pada simulasi itu, pengamananan dilakukan dua regu dengan jumlah 20 personel. Komisaris Besar Polisi Rudi Harianto, Dansat Brimob Polda Bali, mengatakan, satu regu dengan sepuluh personil akan mengamankan seorang terpidana. “Tugasnya mengawal hingga Jawa Tengah di LP Nusakambangan," dia menjelaskan beberapa waktu lalu.
ARIS ANDRIANTO | ROFIQI HASAN | TIM TEMPO