TEMPO.CO, Jakarta - Bank Syariah Mandiri (BSM) berencana meningkatkan portofolio di instrumen pasar modal. Senior Eksekutif BSM Kusman Yandi mengatakan posisi portofolio BSM di pasar modal per 18 Januari 2015 sekitar Rp 1,8 triliun.
Ia berharap tahun ini bisa meningkatkan lagi portofolio sebesar Rp 2,7 triliun. "Kami juga berencana menambah peran di perdagangan surat berharga syariah negara (SBSN) di pasar sekunder," kata Kusman di Jakarta, Senin, 2 Maret 2015.
Baca Juga:
Menurut dia, tujuan menambah peran atau partisipasi itu adalah agar pangsa pasar bank syariah di pasar modal syariah ikut meningkat, khususnya di sektor SBSN. Pasalnya, saat ini pangsa pasar bank syariah di sektor sukuk pemerintah baru mencapai 6,01 persen. Ini jauh jika dibandingkan dengan bank konvensional, yang menyerap sekitar 27,55 persen. BSM sendiri sebelumnya sudah terlibat dalam perdagangan SBSN dan obligasi syariah.
Hingga November 2014, total penerbitan sukuk korporasi mencapai Rp 6,92 triliun. Sedangkan emisi SBSN senilai Rp 205 triliun atau mencapai 11 persen dari jumlah penerbitan surat berharga negara yang mencapai Rp 1.934 triliun. Sampai Januari 2015, nilai penerbitan SBN sudah mencapai Rp 2.021 triliun atau 74,8 persen dari jumlah utang pemerintah.
Pengamat perbankan syariah, Syakir Sula, menilai bank syariah bisa juga mengambil bagian di produk saham. Menurut dia saham-saham netral atau tidak berbunga yang bisa dimiliki oleh bank syariah cukup besar. Salah satunya di sektor tambang.
Namun demikian, Syakir malah melihat perbankan syariah kurang memberi perhatian di sektor riil atau di luar lembaga keuangan. "Padahal potensinya cukup besar, seperti memberikan pembiayaan untuk infrastruktur atau pertanian," katanya.
ADITYA BUDIMAN