TEMPO.CO , Jakarta -- PT Pertamina (Persero) menyatakan siap membuka pelaku penimbunan elpiji 3 kilogram yang menyebabkan kelangkaan di beberapa wilayah belakangan ini. Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Ahmad Bambang, mengatakan Pertamina akan mengikuti arahan pemerintah jika memang diminta untuk membuka data tersebut.
"Kalau disuruh buka, ya nanti dibuka, tidak ada masalah. kok," kata Bambang kepada Tempo, Minggu, 1 Maret 2015. Kamis lalu, Pertamina mengklaim telah mengevaluasi sejumlah agen dan pangkalan yang menyalurkan elpiji 3 kilogram. Hasilnya, tim Pertamina menemukan 10 agen nakal yang menyebabkan kelangkaan.
Pangkalan gas nakal ini berada di Bogor sebanyak 6 pangkalan serta di Depok dan Jakarta ada 4 pangkalan. Bambang menyatakan 10 agen nakal itu telah diberi sanksi berupa pemutusan hubungan usaha. Pertamina juga melayangkan surat peringatan kepada enam agen karena jumlah penyalurannya hanya sedikit.
Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil meminta Pertamina mengevaluasi penyaluran elpiji bersubsidi 3 kilogram. Sofyan menilai selama ini kontrol penyaluran elpiji oleh Pertamina masih lemah. "Pertamina harus umumkan identitas mereka supaya kapok," kata Sofyan. Salah satu opsi yang bisa dilakukan Pertamina adalah mencoret mereka sebagai penyalur resmi elpiji bersubsidi.
Untuk mengawasi harga, pemerintah akan memanfaatkan jaringan yang dimiliki Pertamina. Namun Sofyan tidak merinci tambahan pasokan yang akan disalurkan. Pasokan tersebut akan diberikan ke daerah yang mengalami kelangkaan cukup parah. "Di lokasi yang mengalami kenaikan harga berlebihan, di situ pasokannya akan ditambah."
AYU PRIMA SANDI