TEMPO.CO, Jakarta - Pencarian terakhir bangkai pesawat Air Asia membuahkan hasil. Bangkai pesawat dengan kode penerbangan QZ8501 tersebut diserahkan oleh tim dari Badan SAR Nasional (Basarnas) ke Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) hari ini di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.
Puing pesawat saat ini berada di punggung kapal Crest Onyx, salah satu armada pencarian bangkai pesawat Air Asia. "(Barang) ini baru tiba pukul 7 pagi tadi," kata Anton Sianaga, awak kapal Crest Onyx, di Pelabuhan Tanjung Priok, Senin, 2 Maret 2015.
Puing pesawat ini berupa beberapa patahan main body dan sayap pesawat dalam ukuran besar serta kumpulan kepingan dalam bentuk berbeda-beda. Selain itu, terdapat empat ban pesawat.
Rata-rata bongkahan yang berwarna dominan merah dan putih ini berukuran 4-6 meter. Bangkai pesawat saat ini masih diikat dalam kapal Crest Onyx.
Sulitnya kondisi medan, ujar Anton, membuat pengangkatan puing pesawat ini memakan waktu hingga satu minggu. Bangkai terakhir pesawat ini diangkat tim Basarnas setelah Tahun Baru Imlek.
Lokasi puing pesawat berada di Selat Karimata. Pada Jumat siang, 27 Februari 2015, puing pesawat diberangkatkan dari Selat Karimata ke Tanjung Priok setelah merapat ke Pulau Seribu pada Ahad, 1 Maret 2015.
Pesawat Air Asia PK AXC dengan kode penerbangan QZ8501 diduga tidak dalam kondisi prima saat mengudara sehingga jatuh di Selat Karimata pada Ahad, 28 Desember 2014. Hingga kini, penyebab jatuhnya pesawat yang terbang dengan rute Surabaya-Singapura ini masih diselidiki oleh tim KNKT.
ALI HIDAYAT