TEMPO.CO, Liverpool - Manajer Manchester City, Manuel Pellegrini, diminta untuk tidak menggunakan dua penyerang sejajar lagi kalau tak ingin gagal musim ini.
Formasi tombak kembar tersebut dinilai sebagai kesalahan taktik yang menyebabkan City kalah 1-2 melawan Barcelona pada pertemuan pertama babak 16 Liga Champions Eropa di Etihad, 25 Februari 2015 dan dari Liverpool di Anfield, Minggu lalu, 1 Maret 2015 dalam Liga Primer Inggris.
“Taktik melawan Barcelona dan Liverpool telah merusak reputasinya sebagai manajer,” kata Niall Quinn. Quinn sebelumnya adalah penyerang Manchester City 1990-1996 dan Manajer Sunderland 2006, yang kini menjadi pengamat di jaringan media Sky Sports.
Dengan dua penyerang sejajar itu, City memang sukses menggilas Newcastle 5-0 pada pertandingan Liga Primer sebelumnya. “Tapi, melawan tim papan atas di Eropa dan liga domestik, Pellegrini mesti menyiapkan alternatif formasi pemain yang lain,” kata mantan pemain Liverpool yang legendaris dan bekas Manajer Newcastle, Graeme Souness.
Quinn berpendapat keputusan Pellegrini untuk memaksimalkan Edin Dzeko dan Sergio Aguero di lini penyerangan membuat City kehilangan tambahan kekuatan di lini tengah.
Formasi konvensional 4-4-2 yang dipertahankan oleh Pellegrini, juga dipertahankannya dalam konferensi pers seusai pertandingan di Liverpool, menurut Quinn, tampak kuno dan mampat.
“Ia adalah pilihan yang istimewa sebagai manajer. Ia membawa semangat dan harmoni yang baru di kalangan pemain. Tapi ia mesti terus beradaptasi dan mengubah taktik jika itu harus dilakukan,” kata Quinn.
“Itulah yang dilakukan oleh Brendan Rodgers (Manajer Liverpool) dan ia sukses melakukannya hari ini (Minggu lalu),” ucap Quinn.
Dibenarkan memakai dua penyerang, menurut Quinn dan Souness, jika City terus bisa mendominasi penguasaan bola dan terus menyerang. Namun, jika tak sanggup menandingi Barcelona, misalnya, dalam hal mempertahankan penguasaan bola selama mungkin dan tak bisa meredam serangan mendadak atau serangan balik Liverpool dengan baik, City dituntut berani meninggalkan formasi standar 4-4-2.
Pellegrini dinilai tak mau mengubah pola itu sejak musim lalu sehingga tak juga naik kelas dan meninggalkan rasa rendah diri mereka di Liga Champions. Sekarang, City dianggap keteteran untuk bisa mempertahankan trofinya di Liga Primer.
Pelatih asal Cile itu belum menanggapi kritikan tersebut atau mungkin ia berkeras dengan keputusannya untuk memasang dua penyerang di lini depan. Kita akan melihat dalam pekan-pekan mendatang apakah Pellegrini yang benar atau Quinn serta Souness yang salah.
SKY SPORTS | HARD TACKLE | SOCCERNET | HARI PRASETYO