TEMPO.CO, Banyuwangi - Setelah lumpuh tiga jam akibat protes para sopir truk, otoritas Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi; dan Pelabuhan Gilimanuk, Bali, menunda pelaksanaan Maklumat Pelayaran Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Nomor 16/1/DN-IJ.
Otoritas pelabuhan terpaksa membolehkan sopir dan kernet truk menyeberang memakai kapal barang (landing craft tank) pada Selasa, 3 Maret 2015, pukul 12.00.
Dua pelabuhan tersebut sempat lumpuh sejak pukul 09.00. Penyebabnya, sopir dan awak truk unjuk rasa memprotes pemberlakuan maklumat pelayaran itu. Akibatnya, kapal gagal melakukan bongkar-muat kendaraan, sehingga tak satu pun kapal bisa beroperasi. Lumpuhnya pelabuhan menyebabkan antrean truk memenuhi halaman parkir pelabuhan.
Wakil Kepala Unit Pelaksana Pelabuhan (UPP) Ketapang, Widodo, menjelaskan pihaknya dan UPP Gilimanuk akhirnya bersepakat untuk menunda pelaksanaan maklumat pelayaran yang sejatinya berlaku mulai Selasa hari ini. "Daripada pelabuhan bertambah macet, terpaksa kami normalkan seperti semula," kata Widodo.
Menurut Widodo, UPP bersama Gabungan Pengusaha Angkutan Penyeberangan, Sungai, dan Ferry (Gapasdaf) masih melakukan negosiasi dengan Kementerian Perhubungan. Negosiasi dilakukan agar Kementerian Perhubungan mau menangguhkan maklumat pelayaran hingga semua infrastruktur siap.
Sekretaris Gapasdaf Banyuwangi Putu Widiyana mengatakan maklumat pelayaran hanya bisa dilaksanakan bila Kementerian Perhubungan mau menyediakan kapal cepat untuk mengangkut para awak truk.
Tanpa solusi tersebut, beban awak truk lebih besar. Sebab, sopir harus bertanggung jawab terhadap kondisi barang muatan yang dimuat kapal secara terpisah. "Jika dipisah, sopir harus beli tiket lagi. Ini, kan, tambah mahal," kata Putu.
Menurut Putu, pelaksanaan maklumat pelayaran hari ini tidak hanya menyebabkan sopir truk kesal. Dampak lainnya, jadwal penyeberangan menjadi kacau. Karena itu, dia meminta Kementerian Perhubungan mencabut maklumat tersebut.
Setelah pengumuman penundaan maklumat pelayaran, arus penyeberangan Pelabuhan Ketapang di dermaga angkutan barang mulai normal. Kepadatan antrean truk terurai pada pukul 14.00.
IKA NINGTYAS