TEMPO.CO, Jakarta - Di tengah kesibukannya sebagai artis dan presenter, Ivy Batuta tak pernah absen memandikan buah hatinya, Qiara Quesqi, 5 tahun, dan Zivanka Zara, 4 tahun. Ritual memandikan anak ala Ivy pun unik. Selebritas 37 tahun itu biasa merendam Zivanka dan Qiara dalam ember, lalu mengguyur air dari atas kepala si bocah.
Cara itu kadang bikin kedua putrinya megap-megap. “Saya menganggap badan anak saya seperti karet gelang yang enggak gampang putus. Lagian kalau gelagapan kan sekalian dia belajar berenang, he-he-he,” kata dia, pekan lalu, di Senayan City, Jakarta Selatan.
Ivy mengaku tak pernah panik saat memandikan anak, bahkan sejak mereka bayi. Alasannya, karena ia menganggap mandi adalah momen yang bisa dimanfaatkan untuk membangun kedekatan fisik dan emosi dengan anak. Ivy juga hakulyakin kedua anaknya lebih aktif dan tidak cengeng berkat caranya memandikan mereka.
Rini Sekartini, dokter spesialis tumbuh kembang anak dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, mengatakan, memandikan anak bisa dimanfaatkan orang tua untuk memenuhi kebutuhan dasar anak. Sebab, saat mandi, orang tua bisa memberi stimulasi anak melalui indra penciuman, penglihatan, dan taktil.
Selain itu, Rini melanjutkan, memandikan anak bisa menguatkan ikatan psikologis antara orang tua dan si kecil. Itulah alasan Rini menyarankan orang tua meluangkan waktunya untuk memandikan bayi mereka. “Bayi tahu suara dan bau ibunya," ujarnya. "Karenanya, lebih baik jika ibu memanfaatkan momen mandi untuk membangun bonding dengan si kecil.”
Memandikan bayi yang efektif tentu ada caranya. Pertama, Rini menyarankan agar orang tua berkomunikasi dengan si bayi, baik lewat tatapan mata maupun suara, seperti menyanyi atau bercerita. Kedua, orang tua juga bisa menstimulasi sensorik bayi dengan mainan seperti gelembung udara. Mainan juga membuat acara mandi menjadi lebih menyenangkan.
Cara lainnya memberi stimulasi aroma dan sentuhan. Menurut pakar sentuhan dari Rumah Sakit Sanglah, Denpasar, I Gusti Ayu Trisna, sentuhan seperti pijat untuk bayi punya banyak manfaat. Dari memperbaiki sistem imun, relaksasi, perkembangan memori, membantu tidur lelap, memperkuat ikatan orang tua-anak, meningkatkan berat badan, sampai membuat si bayi riang.
Namun, Trisna menegaskan, sentuhannya haruslah pas, tidak berlebihan, serta menggunakan minyak khusus bayi. Itu pun mesti dibarengi komunikasi verbal. “Kalau pijat doang tanpa diajak ngomong, stimulasinya tingkat rendah," katanya. "Idealnya, stimulasi audio, visual, dan sentuhan terintegrasi dengan baik.”
Sedangkan stimulasi indra penciuman bisa dilakukan dengan menggunakan sabun khusus bayi dengan wangi yang lembut. Menurut pakar wewangian Arun Vismana, bau-bau tertentu seperti yang ada pada sabun mandi khusus bayi bisa mempengaruhi amygdala dan hippocampus, bagian di otak yang berhubungan dengan fungsi pengingat, pengambilan keputusan, dan reaksi emosional.
ISMA SAVITRI