TEMPO.CO, Amerika Serikat - Tingkat bunuh diri orang dewasa usia 40-60 tahun di Amerika Serikat telah meningkat sekitar 40 persen sejak 1999. Angka peningkatan tertinggi terjadi pada 2007. Salah satu penjelasan yang mungkin dapat menjawab masalah ini adalah krisis ekonomi 2007-2009 yang berefek pada menurunnya nilai rumah, keuangan keluarga, dan tabungan pensiun pada kelompok usia tersebut.
Sejumlah peneliti menemukan faktor ekonomi eksternal memiliki porsi 37,5 persen dari seluruh kasus bunuh diri pada 2010. Sebelumnya, pada 2005, faktor tersebut hanya 32,9 persen.
“Ada hubungan antara kondisi ekonomi yang buruk dan bunuh diri. Kesulitan finansial karena hilangnya tabungan pensiun di pasar saham yang rontok menjelaskan kecenderungan ini,” kata Director of the Robert Wood Johnson Foundation, Princeton, NJ, dan The Center for State Health Policy at Rutgers University, Katherine A. Hempstead. Dia menulis penelitian bersama Julie A. Phillips, peneliti Institute for Health, Health Care Policy and Aging Research, New Brunswick, NJ.
Dalam studi yang dipublikasikan pada American Journal of Preventive Medicine, 27 Februari lalu, mati lemas atau kekurangan oksigen (suffocation) merupakan metode bunuh diri yang kerap digunakan orang-orang yang punya masalah pekerjaan, ekonomi, dan kasus-kasus hukum. Kasus bunuh diri seperti ini juga meningkat secara tidak proporsional pada kalangan usia 50-an.
Menurut penelitian tersebut, kasus bunuh diri yang menggunakan metode “mati lemas” meningkat 59,5 persen di kalangan usia 40-64 tahun pada 2005-2010. Adapun usia 15-39 tahun sebanyak 18 persen, dan 27,2 persen untuk usia di atas 65 tahun.
Penelitian ini menggunakan data dari The National Violent Death Reporting System (NVDRS). The National mengumpulkan data dari berbagai sumber, termasuk laporan medis, penegak hukum, dan sertifikat kematian. Peneliti mengelompokkan keadaan bunuh diri menjadi tiga kategori besar: personal, hubungan dengan orang lain, dan faktor eksternal.
Bunuh diri karena personal misalnya akibat depresi, sedang berobat atau ada masalah mental, dan ketergantungan narkotik. Adapun bunuh diri karena orang lain termasuk memiliki masalah dalam hubungan dengan pasangan, kematian kawan, atau menjadi korban kekerasan dari kawan dekat. Sedangkan faktor eksternal terkait dengan masalah pekerjaan atau finansial, masalah pelanggaran hukum, dan kesulitan di sekolah.
SCIENCEDAILY | NUR HASIM