TEMPO.CO, Jakarta - Indeks diperkirakan mulai konsolidasi setelah target rekor tertinggi beberapa kali ditembus.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada penutupan sesi pertama perdagangan menguat 13,07 poin (0,24 persen) ke level 5.490,89. IHSG sempat menyentuh level tertinggi 5.499 pada pembukaan perdagangan sebelum akhirnya melandai.
Analis PT Universal Broker Indonesia, Satrio Utomo, mengatakan indeks saham masih mempertahankan laju positifnya di tengah koreksi terbatas yang dialami mayoritas bursa Asia. "Kenaikan indeks didorong spekulasi pemangkasan suku bunga oleh bank sentral."
Bulan Februari kembali tercatat deflasi 0,36 persen, sehingga inflasi secara year-on-year tercatat sebesar 6,29 persen. Imbas spekulasi ini, saham-saham yang terkait dengan suku bunga mengalami kenaikan, misalnya Bank BTN (BBTN) meroket 5,2 persen, dan Bank BCA (BBCA) menguat 1,9 persen.
Saham-saham komoditas, misalnya Adaro Indonesia (ADRO), Indo Tambangraya Megah (ITMG), dan London Sumatera Plantation (LSIP), masih mengalami gerak positif hari ini seiring sentimen positif dari Cina. Begitu pula dengan jasa angkutan batu bara seperti United Tractor (UNTR).
Namun IHSG juga mengalami tekanan dari rilis laporan keuangan Semen Indonesia (SMGR) dan Tower Bersama Infrastructure (TBIG) yang tidak sesuai ekspektasi. "Pelemahan kurs rupiah yang mendekati level 13 ribu per dolar juga membuat pasar wait and see," ujar Satrio.
Secara teknikal, IHSG sudah bergerak di atas area resistan. Pelaku pasar diminta tidak terlalu agresif menambah porsi saham dan siap-siap bila sewaktu-waktu tren naik ini akan berakhir.
M. AZHAR