TEMPO.CO, Jakarta - Ada muka baru yang sudah cukup akrab dengan penggemar sepak bola Indonesia di antara para pemain tim sepak bola nasional usia di bawah 22 tahun (U-22) yang kembali memulai latihan di Lapangan Sutasoma 77, Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin pagi, 2 Maret 2015. Dialah Muchlis Hadi Ning Syaifullah, yang sebelumnya jadi andalan timnas U-19.
Muclish, 18 tahun, baru dipanggil dalam pemusatan latihan tahap ketiga menjelang babak kualifikasi Piala Asia kelompok umur tersebut di Stadion Utama Gelora Bung Karno, 27-31 Maret mendatang. Ia menyusul mantan pemain timnas U-19 lain yang sudah bergabung di pelatnas tahap sebelumnya, termasuk Evan Dimas, Paulo Sitanggang, dan Ilham Udin Armaiyn.
Pelatih timnas U-22, Aji Santoso, mengatakan pemanggilan Muchlis itu dilakukan untuk meningkatkan performa lini depan. “Muchlis saya panggil untuk menambah daya gedor, ketajaman, serta variasi serangan tim,” katanya.
Ketajaman lini depan sangat diperlukan karena, untuk bisa lolos ke putaran final, yang akan digelar di Qatar pada 2016, Indonesia harus bersaing dengan Korea Selatan, Timor Leste, dan Brunei Darussalam.
Muchlis sebelumnya sudah memberi bukti di timnas U-19. Ia menyumbang 7 gol dalam 23 laga bersama tim Garuda Muda itu.
Ia mengaku siap berjuang mewujudkan harapan Aji Santoso. “Insya Allah saya akan menjawab itu semua. Saya akan tetap berusaha dan melakukan yang terbaik,” katanya. Muchlis mengatakan peran yang diharapkan darinya ini tidak membuat dia merasa terbebani.
Pemain yang kini berlaga bersama PSM Makassar itu menyatakan akan mengikuti segala instruksi yang diberikan Aji. Dia merasa tidak ada masalah dalam hal penyesuaian dengan filosofi bermain pelatih yang memimpin timnas U-23 di Asian Games Incheon, September tahun lalu.
“Insya Allah penyesuaiannya akan cepat,” ujarnya. “Coach Aji lebih banyak menggunakan bola-bola through pass dari belakang.”
Di PSM Makassar, sejauh ini Muchlis selalu menjadi pilihan utama pelatih Alfred Riedl di beberapa laga uji coba. Dia dipasangkan dengan penyerang baru PSM asal Serbia, Nemanja Vucicevic.
GADI MAKITAN