TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jakarta Abraham Lunggana atau Lulung dan Muhammad Taufik kompak membantah dugaan percakapan mereka melalui aplikasi pesan instan WhatsApp.
Lulung yang merupakan politikus dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP), mengaku baru menggunakan ponsel pintar merek BlackBerry sejak dua tahun lalu. "Saya saja baru pakai WhatsApp beberapa hari ini," kata Lulung di DPRD Jakarta, Selasa, 3 Maret 2015.
Lagi pula, menurut Lulung, hanya sedikit orang yang mengetahui nomor telepon pribadinya yang terpasang aplikasi WhatsApp. "Hanya sekitar 16 sampai 17 orang tahu nomor WhatsApp saya," ujarnya.
Senada dengan Lulung, politikus Partai Gerindra, Muhammad Taufik, juga membantah isi percakapannya dengan Lulung yang beredar di masyarakat. "Saya sampai saat ini, saya enggak tahu kalau Lulung punya WhatsApp," ujar Taufik.
Taufik menjelaskan, selama ini untuk berkomunikasi dengan Lulung, dia biasa menggunakan telepon. Taufik juga menunjukkan kejanggalan dalam tulisan pesan instan yang beredar tersebut.
Menurut Taufik, selama ini, Lulung tak pernah memanggilnya "bos". "Dia (Lulung) biasanya panggil abang," kata Taufik. Taufik menduga ada kelompok yang ingin menjatuhkannya.
"Bolehlah membabi buta, tapi bukan dengan cara yang jahat," ucapnya. Merasa dirugikan, Taufik melaporkan pemberitaan tentang percakapan di WhatsApp tersebut ke Polda Metro Jaya.
Dalam perbincangan di pesan instan yang beredar, Lulung menanyakan tanggapan Taufik ihwal laporan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ke KPK. "Ini begimane ceritanya sih? Kok si gile sudah lapor KPK aje bos? Bisa gawat nih kita," tuturnya pada pesan WhatsApp.
Taufik juga membalas pesan tersebut dengan mengatakan, "iye ji makannya ane kan sudah bilang sama ente, kita ancem dulu aja dia, bukan langsung angket aje kayak gini. Ngamuk dia jadinya," ujar Wakil Ketua DPRD itu.
GANGSAR PARIKESIT